Page 9 - Hanif Jalan Lurus
P. 9
Ayat ini menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan
fitrah yang cenderung kepada kebenaran, namun sering kali
teralihkan oleh gemerlap dunia. Menjadi hanif berarti
kembali kepada fitrah tersebut dan menjalani hidup dengan
kesadaran penuh akan tujuan akhir kehidupan.
Nabi Muhammad ﷺ juga menekankan pentingnya
menjaga fitrah ini dalam sabdanya:
هناسجيُ وَأ ،هنارصن ي وَأ ،هنادِ وه ي هاو بَ أف ،ةرْ طفْ لا ىَ لع دَ لوي دوُ لوم لك
ِِ ِ ْ ِِ ِ ِِ َ َُ ُ ََ َ ِ َ ِ َ ُ ُ ٍ َْ ُّ ُ
َ َُ
َ َُ ْ
"Setiap bayi yang lahir, ia dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari No. 1358, Muslim
No. 2658)
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan alami untuk beriman kepada Allah, tetapi
lingkungan dan pengaruh luar dapat mengubahnya. Oleh
karena itu, menjadi hanif bukan hanya sekadar pilihan,
tetapi juga sebuah keharusan agar kita tetap berada di jalan
yang benar.
Selain itu, kata hanif sering kita baca dalam doa iftitah saat
shalat:
8
Hanif: Jalan Lurus

