Page 16 - UAS PBAB Kel.6 Bio2 (E-Modul)
P. 16
Menurut Magurran (1988), keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diukur
berdasarkan jumlah spesies (species richness) dan kemerataan spesies (evenness index)
dengan menggunakan indeks keanekaragaman (diversity index). Kemudian
McNaughton dan Wolf (1998 dalam Maulina 2019) juga menyatakan bahwa indeks
keanekaragaman selain dapat diukur dengan kekayaan spesies, juga dapat diukur
dengan kelimpahan relatif spesies dan keanekaragaman taksonomi atau filogenetik.
Gambar 3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Species
Sumber : Muhammad Asril,dkk. 2022
Potensi keanekaragaman hayati sering kali terfokus pada keanekaragaman spesies
(jenis) dibandingkan dengan keanekaragaman genetik. Itu artinya keanekaragaman
spesies (jenis) bukan lebih penting daripada keanekaragaman genetik, tetapi
keanekaragaman spesies itu relatif lebih mudah diukur dan diidentifikasi. Berbeda
halnya dengan keanekaragaman genetik yang memerlukan keterampilan khusus
sumber daya khusus untuk mengidentifikasi keragamannya di laboratorium (secara
genetik). Hal yang sama juga untuk keanekaragaman ekosistem yang membutuhkan
banyak ukuran (standar) kompleks dan identifikasinya pun dilakukan dalam jangka
waktu yang relatif lama.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan makhluk tak hidup di suatu habitat
tertentu. Tingkat organisasi ekosistem lebih tinggi dari komunitas. Pada ekosistem
3