Page 79 - ANTOLOGI PUISI "ASMARA DALAM AKSRASA"
P. 79
Retak
Anandita Putri Kania Rahmawati
Kacanya retak, tidak bisa disambung lagi
Tersenggol lengan, mata menyipit tanpa henti
Menyapu semua yang ada di ruangan, menuduh tanpa
bukti
Tidak ada yang mau disalahkan, satu per satu membela diri
Kaca mengatakan kalau yang berbaju putih enggan
mengakui
Karena takut dihantam lalu dilucuti dari atas sampai kaki
Satu yang salah, namun semua kena imbas gunung berapi
Jika bisa dan mampu, maka yang pecah akan disambung
lagi
Retaknya menyeluruh menyelimuti jiwa serta hati
Bahkan rasanya, jiwa ini rasanya ingin mati
Tanpa mau kembali ke hati yang sama lagi
Karena sudah terlanjur ditusuk berkali-kali
67