Page 91 - ANTOLOGI PUISI "ASMARA DALAM AKSRASA"
P. 91
Temaram Rasa
Elsa Azara
Sejuk semilir angin di pojok sasana
Bergerilya pikir tak tahu ke mana
Sosok pria yang tertohok
Hampiri benak tak sopan penuh enggan
Ingin tak mau, pergi pun tampaknya sungkan
Aku di atas persegi panjang empuk itu
Menatap atap dengan penuh tanya pilu
Ke manakah ia membawa rasaku?
Bermuara ke hilir riang
Atau justru karam kemakan waktu?
Terbit matahari yang tak terhitung
Selepas ia melintas langit dan gunung
Kuakui
Tiap harinya membawa aku beserta tanyaku
Terkadang kokoh bak kubah tahan gempa
Tapi tak jarang rapuh semudah tepung sagu
Lalu bagaimana dengan aku?
Bagaimana?
Jika segala usut yang kutebas, lantas tak membawaku ke
tempat seindah nias
Untuk apa kau terus menerus mengais cadas
79