Page 34 - E-LKPD INTERAKTIF PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
P. 34
LKPD elektronik Berbasis Interaktif 33
Bio Info
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis: Analisis
Sari Rebung Bambu Duri (Bambusa blumeana) Sebagai Fitohormon Giberelin Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.)
Apakah Tanaman
Bambu dapat
Bermanfaat untuk
Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman
Cabai?
Gambar 2. Tanaman Bambusa blumeana
Sumber: alchetron.com
Gambar 3. Tanaman Capsicum Frutescens L.
Sumber: www.zimbabweflora.co.zw
Pasti kalian sudah tidak asing dengan tanaman bambu? Tanaman
bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak di temukan di
berbagai daerah di Indonesia, salah staunya jenis Bambu Duri. Bambu Duri
merupakan salah satu jenis bambu yang jarang dibudidayakan, namun
seringkali ditemukan sebagai tanaman pembatas desa dengan pemeliharaan
yang tidak intensif.
Kelebihan dari tanaman Bambu Duri ini adalah dapat tumbuh di daerah
dataran rendah yang lembab dan juga sangat tahan di daerah kering. Selain itu
bambu ini juga dapat hidup di tanah yang memiliki pH asam.
Selain batangnya, Rebung bambu juga banyak manfaatnya. Rebung
bambu ini banyak dijual di pasar tradisional, terutama pada musim hujan
meskipun rebung Bambu Duri mempunyai ukuran yang lebih kecil
dibandingkan rebung Bambu Betung. Selain itu, pada suatu penelitian
dinyatakan bahwa ekstrak Bambu Duri dapat digunakan sebagai penghasil
fitohormon.
Penelitian yang dilakukan Vivin Andriani (2020) tentang pengaruh
pemberian sari Rebung Bambu Duri (Bambusa blumeana) sebagai
Fitohormon Giberalin terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescents L.). Peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh
pemberian sari rebung bambu sebagai sumber fitohormon giberelin terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun dan hasil panen tanaman cabai rawit.
Konsentrasi sari rebung bambu yang digunakan berbeda beda. Terdapat 4
perlakuan yang diteliti. Perlakuan A (kontrol): 0ml/L, B: 4,5 ml/L, C: 9
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan