Page 13 - MODUL
P. 13
Tuba: “Kau? Kau ikan yang tadi aku pancing?
Wah… cantiknya! Tapi, kamu tak mungkin seorang manusia biasa.
Beritahu aku siapa kamu sebenarnya!”
Putri ikan: “Aku adalah seekor ikan mas yang dikutuk olah para dewa karena telah
melanggar sebuah aturan. Dan jika tubuhku tersentuh oleh tangan, maka aku akan berubah
wujud menjadi sama seperti wujud makhluk apa yang telah menyentuhku. Kearena aku telah
kau sentuh, aku berubah menjadi sama seperti kamu, manusia.”
Tuba: “Begitu rupanya nasib kau. Cantik-cantik tapi kena kutuk. Berarti kau tak punya
tempat tinggal kan?”
Putri ikan: (mengangguk sambil tersenyum)
Tuba: “Ya, kau ikut sajalah ke gubuk milikku, kebetulan aku tinggal sendirian.” (sambil
seraya menggandeng tangan putri ikan)
Putri ikan: (berjalan mengikuti Ucok)
Sejak saat itu, wanita itu pun tinggal bersama Tuba di gubuk milik Tuba. Tuba terlihat sangat
bahagia karena sang wanita ikan itu sudah sangat membantunya dalam berbagai pekerjaan
rumah
Hingga pada suatu hari Tuba berkeinginan untuk meminang sang Putri Ikan.
Tuba: “Inang, maukah kau menjadi istriku? Aku merasa senang apabila kau ada disini, dan
aku akan lebih senang lagi bila kau mau menjadi istriku.”
Putri Ikan: (mengangguk) “Aku mau menjadi istrimu, bang. Tapi, aku mau abang berjanji
untuk tetap merahasiakan kepada siapapun bahwa aku adalah seekor ikan.”
Tuba: “Gampang lah itu Inang. Akan aku jaga rahasiamu itu kepada siapapun.” (tersenyum
gembira)
Lalu merekapun menikah.
BABAK 2
Lima tahun berlalu sudah. Mereka dikaruniai seorang anak yang lucu dan lincah, bernama
Ucok.