Page 10 - EBOOK PPKn kelas 8
P. 10

Selanjutnya, pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia. Bulan September
                    1932, Bung Hatta berjumpa Bung Karno untuk pertama kalinya. Sejak itu, keduanya
                    seperti dipertautkan alam, berjuang bersama membela Tanah Air. Pada tahun
                    1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras Hatta.
                    Ia mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media. Akibat
                    aksi Hatta inilah pemerintah kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada
                    Partai Pendidikan Nasional Indonesia dan menangkap para pimpinan partai yang
                    selanjutnya diasingkan ke Digul, Papua.
                        Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis di berbagai surat kabar. Ia
                    juga rajin membaca buku yang ia bawa dari Jakarta untuk kemudian diajarkan kepada
                    teman-temannya. Selanjutnya, pada tahun 1935, saat pemerintahan kolonial Belanda
                    berganti, Hatta dan Sjahrir dipindahlokasikan ke Bandaneira. Di sanalah, Hatta dan
                    Sjahrir mulai memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah,
                    politik, dan lainnya.
                        Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi
                    pada tahun 1942. Selang satu bulan, pemerintah kolonial Belanda menyerah pada
                    Jepang. Pada saat itulah, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
                        Setelah Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, Soekarno dan Hatta ditangkap
                    dan diasingkan ke Giri Sasana Menumbing, di Muntok, Kabupaten Bangka Barat. 
                    Selain Bung Karno dan Hatta, sejumlah tokoh nasional juga di asingkan di bangunan
                    yang terletak di pucuk Gunung Menumbing. Sekretaris Negara Pringgodigdo,
                    Menteri Luar Negeri Agus Salim, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, Ketua
                    Badan KNIP Mr Assaat, Wakil Perdana Menteri Mr Moh Roem dan Kepala Staf
                    Angkatan Udara Komodor Udara S. Suryadarma merupakan tokoh-tokoh yang
                    bersama Soekarno dan Hatta diasingkan di Bangka.
                        Pada tanggal 14 Maret 1980, Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo.
                    Karena perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan
                    anugerah tanda kehormatan tertinggi ”Bintang Republik Indonesia Kelas I” yang
                    diberikan oleh Presiden Soeharto.
                        Semangat dan komitmen kebangsaan bukan hanya ditunjukkan oleh Soekarno
                    dan Moh. Hatta. Banyak tokoh pendiri negara lainnya yang memiliki semangat dan
                    komitmen kebangsaan yang kuat.



                                                  Aktivitas 6.1

                      Silakan kalian gali informasi secara berkelompok siapa saja pendiri negara yang
                      memiliki semangat dan komitmen kebangsaan yang kuat. Tuliskan bagaimana
                      bentuk perjuangan yang dilakukan. Kemudian, presentasikan di depan kelas.












                                                      Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  135
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15