Page 9 - EBOOK PPKn kelas 8
P. 9

kemudian diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian ia dibuang ke Bengkulu
                  dan dibebaskan tahun 1942 menjelang kedatangan penjajahan Jepang.
                      Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bukan berarti per-
                  juangan Soekarno berakhir. Pada tahun 1948, Soekarno setelah Agresi Militer
                  Belanda II, Soekarno kembali diasingkan ke Parapat, Sumatera Utara. Dari Parapat,
                  Soekarno kemudian dipindahkan ke Bukit Manumbing, Bangka.
                      Penjara, dibuang, dan hidup dalam penderitaan tidak membuat semangat dan
                  tekad Soekarno untuk kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia surut. Komitmen
                  untuk hidup berjuang menciptakan perubahan yang lebih baik sudah seharusnya
                  ada dalam diri seluruh bangsa Indonesia. Penderitaan anggaplah sebagai sebuah
                  tantangan untuk menjadi lebih baik.

                  b.  Mohammad Hatta
                  Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Moh. Hatta merupa-
                  kan organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi,
                  dan wakil presiden pertama di Indonesia.
                      Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong
                  Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya
                  berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan
                  pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya
                  terjun di dunia politik. 
                      Sampai pada tahun 1921, Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung
                  dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische
                  Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi per-
                  kumpulan bagi pelajar, tetapi segera berubah menjadi organisasi pergerakan
                  kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker,
                  dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian
                  berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
                                               Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti
                                           karier di jenjang politiknya sebagai bendahara pada
                                           tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925. Saat
                                           terpilih menjadi Ketua PI, Hatta mengumandangkan
                                           pidato inagurasi yang berjudul ”Struktur Ekonomi
                                           Dunia dan Pertentangan Kekuasaan”.
                                               Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan
                                           Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di
                                           Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis
                                           India, Jawaharhal Nehru. Aktivitas politik Hatta pada
                                           organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara
                                           Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali
                                           Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat
                  Sumber: Arsip Nasional   sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato
                                           dengan pidato pembelaan berjudul: Indonesia Free. 
                  Gambar 6.5  M. Hata




                 134     Kelas VIII SMP/MTs  Edisi Revisi
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14