Page 235 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 235
Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
P Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012 Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
l
2012
Sosia
a
n
P
l
P
fi
r
o
a
e
s
K
asala
h
e
e
r
ht
j
a
e
r
ht
j
a
a
l
2012
Sosia
a
n
e
n
g
a
e
nyand
M
e
s
K
asala
h
M
l
P
e
r
o
fi
a
n
g
nyand
10.5. Program Penanganan Penyandang Disabilitas (Orang Dengan juga mewarnai perubahan Program Disabilitas pada Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Kecacatan)
Sosial, yaitu penangangan yang lebih bersifat lintas sector dan terintegrasi dengan
Penyandang Disabilitas atau yang dikenal dengan istilah Orang Dengan Kecacatan program lainnya, baik di lingkungan Kementerian Sosial maupun instansi terkait.
(ODK) merupakan salah satu PMKS yang penanganannya dilaksanakan oleh Di tahun 2012, Penyandang Disabilitas yang dilayani secara langsung
Direktorat Rehabilitasi Sosial Orang dengan Kecacatan, Direktorat Jenderal dalam dan luar lembaga kesejahteraan sosial/panti sosial sebanyak 38 170 orang
Rehabilitasi Sosial. Terminologi Penyandang Disabilitas dimuat dalam penjelasan .Program Rehabilitasi Sosial dalam Panti/ Lembaga terutama diberikan dalam
Undang-Undang No. 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights bentuk pemberian bimbingan fisik dan kesehatan, bimbingan mental dan sosial,
of Persons with Disabilities (Konvensi Hak Penyandang Disabilitas). Disebutkan bimbingan pendidikan dasar, bimbingan vokasional dan bimbingan lanjut. Program
bahwa Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai keterbatasan rehabilitasi sosial dalam panti yang ada di lingkungan Kementerian Sosial
fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam dilaksanakan oleh panti sosial dan balai yang keseluruhannya berjumlah 20 Unit
berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui Pelayanan Teknis yang memberikan pelayanan berdasarkan jenis disabilitas tubuh,
hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan netra , rungu wicara dan mental eks psikotik serta tuna grahita. Melalui pelayanan
kesamaan hak. UPT juga diberikan pelayanan vokasional /keterampilan kerja. Di tingkat nasional ,
terdapat program vokasional penyandang disabilitas pada Balai Besar Rehabilitasi
Konsep Disabilitas mengalami perkembangan dari yang dulu dikenal dengan
Vokasional Bina Daksa Cibinong. Hingga tahun 2012 BBRVBD Cibinong sudah
istilah “Penyandang Cacat” menjadi “Penyandang Disabilitas”. Perubahan juga
menyalurkan tenaga kerja penyandang disabilitas 1.521 orang ke 76 perusahaan di
membawa konsekuensi pada cakupan sasaran dan pendekatan yang dilakukan
sekitar Jabodetabek.
dalam penanganannya. Istilah Penyandang Cacat dimuat dalam Undang-Undang
No. 4 Tahun 1997 yang menyebutkan bahwa Penyandang Cacat adalah setiap Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial penyandang disabilitas antara lain
orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu dalam bentuk pemberian Asistensi Sosial Penyandang Disabiltas Berat yang
atau merupakan rintangan dan hambatan untuk melakukan kegiatan secara sebelumnya dikenal dengan Asistensi Sosial Orang dengan Kecacatan Berat
selayaknya, yang terdiri dari : penyandang cacat fisik, Penyandang cacat mental, (ASODK) sebanyak 22.000 orang di 33 provinsi dan 292 kabupaten/kota. Kriteria
serta penyandang cacat fisik dan mental. penerima manfaat program ASODK adalah penyandang disabilitas berat atau yang
memiliki lebih dari 1 jenis disabilitas , tidak dapat mengurus diri sendiri kecuali
Rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas merupakan proses refungsionalisasi dan
dibantu orang lain, belum pernah menerima layanan rehabilitasi dalam bentuk
pengembangan yang memungkinkan penyandang disabilitas mampu
apapun, dan berasal dari keluarga miskin.
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat . Upaya
tersebut dilakukan melalui; (i) rehabilitasi sosial dalam dan luar lembaga Untuk Bantuan Sosial, telah diberikan bantuan kepada 15.500 orang
kesejahteraan sosial/panti sosial, (ii) pemberian bantuan sosial, (iii) pemeliharaan penyandang disabilitas yang dilayani oleh 448 lembaga kesejaheraan sosial (LKS)
taraf kesejahteraan sosial, dan (iv) penyediaan aksesibilitas. bidang disabilitas milik masyarakat di 203 kabupaten/kota di Indonesia. Penyandang
Perubahan terminologi dari “penyandang cacat” menjadi disabilitas yang dilayani lembaga kesejahteraan sosial /panti tersebut diberikan
penyandang disabilitas” sebagai refleksi dari perubahan paradigma penanganan bantuan tambahan pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari sebesar Rp. 1.095.000
yang semula bersifat belas kasihan (charity) pada upaya pemenuhan hak (rights- per orang per tahun.. Kriteria Umum Bantuan Sosial melalui LKS ini adalah : 1).
based)., yang semula terfokus pada individu penyandang masalah, kepada LKS yang bergerak di bidang disabilitas, 2). memiliki akta notaris dan ijin
pelibatan peran serta aktif masyarakat, terutama keluarga dalam setiap upaya operasinoanal dari Dinas/Instansi Sosial setempat, 3). memiliki NPWP, 4). Memiliki
penanganan masalah penyandang disabilitas. Selain, itu, perubahan paradigm ini kantor, AD/ART, susunan pengurus yang masih aktif dan domisili yang jelas, 5).
Progr
Program Penanganan PMKS
am Penanganan PMKS
am Penanganan PMKS
Progr
Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni | 207
| 206 Program Penanganan PMKS Program Penanganan PMKS 0