Page 19 - Renungan El-Bethel - Februari 2022
P. 19
MAU ATAU MAMPU?
M AU A T AU M A M P U ?
Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”
Markus 1:17
Bacaan: Markus 1:16-20
ari perikop ini, kisah tentang Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes, yang dipanggil
a ri
oleh Yesus rasanya mengingatkan kita akan panggilan kita. Ketika pertama kali kita
D Dmendengar panggilan Tuhan. Ketika Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan
kamu akan Kujadikan penjala manusia” ajakan itu responnya cuma antara mau ikut atau tidak.
Tuhan tidak lantas bertanya seberapa mampukah kemampuanmu untuk ikut Aku? Tuhan hanya
memberi penawaran untuk deal or no deal. Begitu pun saat Tuhan memanggil kita, hanya butuh
1 kata mau atau ya Tuhan untuk mulai mengerjakan panggilan dan mandat yang Tuhan beri.
Kita tahu semua kisah itu, tapi seringkali kita merasa kalau diri kita berdosa, lemah, dan
tidak mampu. Pada akhirnya kita tawar-menawar dengan Tuhan, dan menjadikan kelemahan
dan ketidakmampuan kita sebagai alasan dan tameng untuk tidak mengerjakan panggilan.
Tameng – tameng itulah yang membuat kita membatasi diri sendiri dan akhirnya Tuhan tidak
bisa mengerjakan karya tangan-Nya dalam kehidupan kita. Prinsip yang harus terus kita pegang,
bahwa memang kita bukan orang yang mampu, kita banyak kelemahan tetapi atas kasih karunia
Tuhan yang memampukan. Dengan begitu, kita akan terus menjadi orang yang bergantung
dengan Tuhan setiap hari dan setiap waktu, karena memang bukan karena kuat dan gagah kita,
tapi semua karena Tuhan.
Dalam sejarah cerita di Alkitab, mereka yang dipanggil tampaknya adalah orang-orang
sederhana dan biasa. Seperti saat Allah memilih Musa dan Yeremia, yang tak pandai bicara (Kel
4:10; Yer 1:6); demikian juga Gideon yang paling muda dari kaum yang terkecil (Hak 6:15); atau Daud,
anak bungsu Isai, yang menjadi gembala domba (1 Sam 16:11). Tetapi sejarah membuktikan Tuhan
tidak pernah salah pilih orang. Tuhan memilih orang – orang biasa yang kadang tidak masuk
hitungan dunia. Karena cara pandang Allah berbeda dengan cara pandang kita. Sebab Allah
berkenan kepada mereka yang sederhana, kecil, lemah, dan berdosa karena di dalam kelemahan
manusialah kuasa Tuhan menjadi sempurna (2Kor 12:9). Untuk itu, jangan pernah membatasi diri,
kerjakan apa yang menjadi bagian kita maka kita akan melihat pernyertaan dan kasih karunia
Tuhan melampaui setiap kelemahan dan ketakutan.
PERENUNGAN
1. Sudahkah kita menjadi murid – murid yang siap sedia berkata “Ya Tuhan” ketika Tuhan memanggil
hidup kita?
2. Masihkah kita seringkali menunda untuk mengerjakan panggilan kita karena kita merasa tidak
layak dan tidak mampu ?
DOA
“Tuhan, ampunilah kami ketika seringkali kami membatasi diri kami untuk bisa mengerjakan KAMIS
bagian panggilan kami. Kami mau serahkan setiap kelemahan, dan ketidakmampuan kami ke
dalam tangan-Mu, biar Tuhan yang campur tangan atas apa yang kami kerjakan. Karena kami
KAMIS
tahu memang semua ini bukan tentang kami, tapi semua ini tentang Engkau. Amin.”
17
(Mentari) FEB
RUARI 2
17 DESEMBER 2021
0
22

