Page 129 - AR PAM 2024 FLIPBOOK_5 Direksi

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility

Selain itu, proses filtrasi adalah proses penyaringan air hasil In addition, Filtration is the process of passing water through a filter
pemisahan lumpur dan air bersih dari unit sedimentasi menggunakan medium to separate mud and clean water from the sedimentation
media. Jenis filter nantinya akan dibedakan berdasarkan kecepatan unit. Filters are categorized based on the speed of filtration (slow
proses penyaringan (slow filter dan rapid filter) ataupun berdasarkan filters and rapid filters) or the type of medium used (single media
jenis medianya (single media filter, multi media filter, ultra filter, nano filter, multi-media filter, ultrafilter, nano filter). The water from filtration
filter). Air dari hasil filtrasi inilah yang akan melalui proses desinfeksi undergoes disinfection before being distributed to customers.
untuk kemudian dialirkan kepada pelanggan.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR COMBINED CONVENTIONAL WATER
KONVENSIONAL KOMBINASI TREATMENT TECHNOLOGY

Proses pengolahan air konvensional kombinasi ini tahapannya This combined conventional water treatment process follows the
sama seperti proses pengolahan air konvensional. Hanya saja ada same stages as the conventional water treatment process. However,
beberapa proses yang ditingkatkan dan atau digabungkan menjadi certain processes are enhanced or integrated into a single process
satu bangunan unit proses sehingga tahapan tiap prosesnya tidak unit, making it impossible to distinguish each stage separately.
bisa dilihat secara terpisah.

Peningkatan proses antara lain dengan menggabungkan prinsip Enhancements include incorporating biological treatment principles
pengolahan biologis ke dalam proses pengolahan air minum. Misalnya into drinking water treatment processes. For example, applying
mengaplikasikan proses MBBR (Moving Bed Biological Reactor) pada processes like MBBR (Moving Bed Biological Reactor) during pre-
proses prasedimentasi (seperti di IPA Pejompongan 1, IPA Pejompongan sedimentation (as in IPA Pejompongan 1, IPA Pejompongan 2, and
2 dan IPA Cilandak) atau bio filtrasi menggunakan media cross pack IPA Cilandak) or bio filtration using cross-pack media at the stage
pada tahapan setelah sedimentasi (seperti di IPA Taman Kota). after sedimentation (as in the IPA Taman Kota).

Sementara penggabungan tahapan proses biasanya dilakukan While the integration of process stages is usually done by combining
dengan cara menggabungkan proses flokulasi dan sedimentasi the flocculation and sedimentation processes into a single process
dalam satu unit bangunan proses. Hal ini seperti yang diterapkan unit. This approach is applied, for instance, at IPA Pejompongan 1
pada IPA Pejompongan 1 dengan Acceleratornya, IPA Pejompongan with its Accelerator, IPA Pejompongan 2, and IPA Buaran 1 and 2
2 dan IPA Buaran 1 dan 2 dengan Pulsatornya. Pada IPA-IPA tersebut with their Pulsators. In these water treatment plants, the stages
tidak bisa dilihat secara terpisah tahapan antar prosesnya karena between processes cannot be individually discerned as they are
proses tersebut ada di satu unit bangunan. housed within a single process unit.
BRACKISH WATER REVERSE BRACKISH WATER REVERSE
OSMOSIS (BWRO) OSMOSIS (BWRO)

Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) adalah teknologi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) represents the latest
termutakhir pada proses filtrasi yakni proses filtrasi menggunakan advancement in the filtration processes, using the Reverse Osmosis
membran Reverse Osmosis. Tahapan proses sebelum proses membranes. The preceding stages of the BWRO process are similar
BWRO ini sama seperti teknologi pengolahan Air Konvensional to those in conventional water treatment technologies. BWRO is
biasa. Penggunaan BWRO ini lebih dikarenakan untuk mengatasi primarily employed to address Total Dissolved Solids (TDS) pollutants
polutan TDS yang tidak mungkin tersaring menggunakan proses that cannot be effectively filtered using traditional media filtration
filtrasi media pada umumnya. processes.

BWRO polutan TDS yang bisa diolah hanya mencapai 1000- BWRO TDS pollutants that can be processed only reach 1000-10.000
10,000 mg/l. Dan ini biasanya didapatkan pada air payau (air yang mg/l. and are usually found in brackish water (contaminated sea
terkontaminasi air laut di daerah pesisir). Adapun proses BWRO ini water in coastal areas). The BWRO process incurs higher operational
membutuhkan biaya operasional yang lebih tinggi jika dibandingkan costs compared to the traditional media filtration process due to
proses filtrasi media pada umumnya dikarenakan kebutuhan energi increased and more complex energy and chemical demands.
dan bahan kimia yang jauh lebih tinggi dan kompleks.
SEA WATER REVERSE OSMOSIS (SWRO) SEA WATER REVERSE OSMOSIS (SWRO)

Adapun perbedaan antara Teknologi Pengolahan Air SWRO dengan The primary difference between SWRO and BWRO technologies
BWRO ada pada kemampuan pengolahan TDS >35,000 mg/l, lies in their capability to treat high TDS levels, specifically greater
dimana air tersebut merupakan air laut. SWRO mengolah air laut than 35,000 mg/l, which is a characteristic of seawater. SWRO is
menjadi air tawar (desalinasi). Proses SWRO ini membutuhkan biaya designed to desalinate seawater, converting it into fresh water.
operasional yang paling tinggi jika dibandingkan proses filtrasi SWRO processes entail the highest operational costs among
lainnya dikarenakan kebutuhan energi dan bahan kimia yang jauh filtration processes due to significantly higher energy and chemical
lebih tinggi dan kompleks. requirements, as well as their complexity.

LAPORAN TAHUNAN 2024 129 Annual Report 2024