Page 66 - Seni Musik 11 Unit 3 - Kreasi Musik
P. 66
dan instrumen, khususnya pada saat membuat isian-isian melodi (filler) yang gunanya
memperkaya aransemen.
3) Rhythmic Harmonic Material (RHM)
Suara ini merupakan bunyi dasar pembentuk ritme dan ciri khas dari musik tersebut. Biasanya
perkusi dan alat musik non melodik/countermelodic memegang peranan di sektor ini. Perkusi
mempunyai andil besar terhadap tempo dan ritme dalam sebuah lagu. Sebagian besar fungsi
perkusi adalah pada RHM. Perlu diperhatikan volume suara perkusi, agar tidak terlalu
dominan saat ada instrumen bermain melodi. Arranger seharusnya menyesuaikan pola dan
aransemen yang mendukung melodi tersebut.
4) Sustained Harmonic Material (SHM)
Suara ini adalah nada-nada panjang yang mengiringi melodi dan pembentuk akor-akor
tertentu. Bisa dimainkan dengan instrumen-instrumen harmonik atau perpaduan nada dari
beberapa instrumen melodik.
5) Teknik Doublings (Penebalan)
Teknik ini juga disebut teknik penebalan nada, artinya nada yang sama dimainkan oleh 2 atau
lebih instrumen dengan karakter yang berbeda. Berfungsi untuk menguatkan melodi dan atau
harmoni. Doublings biasanya melihat banyaknya alat, variasi alat dan kemampuan pemain
(Bailey, 1994). Tidak ada gunanya memainkan melodi untuk 40 pemain sekaligus terus
menerus karena akan berdampak kerasnya melodi tanpa harmonisasi. Yang harus diperhatikan
dalam teknik doublings ini adalah tuning atau penalaan instrumen. Apabila hendak mendobel
suara dari tipe alat yang berbeda, tuning dari intrumen-instrumen tersebut harus bagus,
sehingga output suara menjadi satu.
b. Karakter nada
Untuk dapat merasakan feel dari suatu rangkaian melodi, Anda juga harus mengenal karakter
nada yang mempunyai kecenderungan gerak ke nada-nada tertentu dalam tangga nada. Jack
Perricone dalam Melody in songwriting memberikan intisari gerak-gerak nada dalam melodi
sebagai berikut:
1) Kecenderungan gerak nada dalam tangga mayor, nada-nada yang stabil adalah nada 1 (do) – 3
(mi) – 5 (sol), karena menjadi tujuan bagi nada lainnya.
2) Kecenderungan gerak dalam tangga minor, Dari rangkaian tangga nada minor melodis ini,
nada-nada yang stabil adalah nada 6 (la) – 1 (do) – 3 (mi), karena menjadi tujuan bagi nada
lainnya.
c. Karakter akor
1) Akor Tonika. Akor tonika adalah akor dasar dari tangga nada, Akor tonika bersifat stabil,
tenang, bulat, berperan untuk menutup lagu atau bagian dari lagu, juga sebagai akor pusat –
tujuan dari gerak/progresi akor lainnya.
2) Akor Dominan. Akor dominan adalah akor ke V dari tangga nada. Akor dominan bersifat
tidak tenang, berharap kembali tonika. Akor dominan berperan sebagai titik balik dari tonika,
karena dominan adalah jarak terjauh dari tonika. Sebagai akor yang penting akor dominan
“harus ada” setelah tonika.
3) Akor Subdominan. Akor subdominan adalah akor ke IV dari tangga nada. Akor subdominan
bersifat tidak tenang, berharap kembali tonika. Akor subdominan sering digunakan pada
puncak lagu (progresi)
Anda juga perlu melihat kemungkinan penggunaan akor dari tiap nada. Penggunaan akor melihat
gerakan melodi dalam kalimat musik. Tentu saja Anda tidak asal memasang akor hanya dengan
melihat nadanya. namun harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: