Page 41 - E-MODUL MOMENTUM DAN IMPULS
P. 41
E-Modul Model Pembelajaran CinQASE
′
′
0 = ( − ) + − atau
1 1
2 2
1 1
2 2
′
′
+ = + (2.1)
2 2
1 1
1 1
2 2
Karena gerakan bola hanya satu dimensi, kita tidak memerlukan notasi
vektor. Akan tetapi, dalam setiap perhitungan kita harus menggunakan tanda
negatif atau positif. Dalam bentuk skalar, persamaan diatas dapat ditulis
′
′
+ = + (2.2)
2 2
1 1
1 1
2 2
Persamaan (2.1) dan (2.2) merupakan pernyataan matematis hukum
kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “ jumlah
momentum benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah
tumbukan”. Meskipun momentum masing-masing bola berubah sebagai akibat
tumbukan, jumlah momentum kedua bola sebelum dan sesudah tumbukan sama.
Hukum kekekalan momentum pada uraian di atas diturunkan dari tumbukan
sepusat, tetapi hukum ini ternyata tetap berlaku untuk tumbukan tidak sepusat, asal
gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Penurunan rumus di atas dapat diperluas sehingga mencakup sistem yang
terdiri dari banyak benda. Pada persamaan (2.2), p mewakili momentum total
sistem, yaitu jumlah seluruh momentum benda dalam sistem. Untuk sistem yang
terdiri atas dua benda, maka = + . Jika resultan gaya F bernilai nol,
1 1
2 2
maka ∆ = 0. Perubahan momentum sama dengan nol, artinya momentumnya
tidak berubah. Dengan kata lain, momentumnya kekal. Jadi, pernyataan umum
hukum kekekalan momentum adalah momentum total sistem benda-benda yang
terisolasi selalu tetap.
Sebuah sistem secara sederhana dapat diartikan sekumpulan benda-benda
yang saling berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi maksudnya adalah sebuah
sistem dengan gaya-gaya yang hanya berada di antara benda-benda dalam sistem
itu dan menurut Hukum III Newton, jumlah gaya-gaya tersebut sama dengan nol.
Jika ada gaya-gaya luar, yaitu gaya-gaya yang bekerja pada benda dari luar sistem
yang resultannya tidak sama dengan nol, maka hukum kekekalan momentum tidak
Wa Ode Dian Rahmawati, Jurusan Pendidikan Fisika 34