Page 5 - Buku Model ADISI
P. 5
BUKU MODEL ADISI 2
ketika mereka menjalankan peran sebagai pendidik di masa depan (Capkinoglu et
al., 2021).
Meskipun keterampilan argumentasi diakui sebagai aspek penting dalam
pendidikan sains dan perlu dikuasai oleh mahasiswa calon guru, penguasaan
keterampilan ini masih menjadi tantangan bagi banyak mahasiswa. Mahasiswa
calon guru masih mengalami kesulitan dalam memahami keterampilan argumentasi
(Wess el al., 2024; Ucar et al., 2024; Zhao et al., 2023; Cebrián et al., 2018;
Iordanou, 2014), mayoritas mahasiswa hanya menguasai keterampilan argumentasi
tingkat dasar dan mengalami kesulitan dalam membangun komponen sanggahan
(Yönelik et al., 2021; Martín et al., 2018). Penelitian oleh Gazali (2024) yang
melibatkan 126 mahasiswa calon guru kimia semester pertama menunjukkan bahwa
mayoritas mahasiswa (97,25%) memiliki keterampilan argumentasi pada level 0–
3, 2,25% mahasiswa mencapai level 4, dan hanya 0,5% mahasiswa yang berada
pada level 5. Temuan serupa diperoleh dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan
peneliti terhadap 157 mahasiswa calon guru IPA dan kimia di salah satu perguruan
tinggi di Riau, dimana hampir seluruh responden mahasiswa calon guru (99,87%)
berada pada level keterampilan argumentasi 0–3, hanya 0,13% yang mencapai level
4, dan tidak ada yang berada di level 5. Hal ini mengindikasikan bahwa
keterampilan argumentasi mahasiswa calon guru masih tergolong rendah.
Rendahnya keterampilan argumentasi mahasiswa calon guru disebabkan
oleh pembelajaran di kelas sering kali tidak mendorong pengembangan
keterampilan argumentasi sebagai bagian dari wacana sains (Dawson, 2023; C. M.-
G. & S. Erduran, 2018; Evagorou et al, 2013), sehingga mahasiswa jarang memiliki
kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
keterampilan argumentasi (Capkinoglu et al., 2021; Pinar Seda Cetin, 2014).
Kurangnya kesempatan ini diperparah oleh minimnya pengalaman mahasiswa
calon guru dalam mengonstruksi dan mengevaluasi argumen berbasis bukti selama
masa pendidikan. Akibatnya, ketika mahasiswa calon guru kelak menjadi pendidik,
mereka tidak memiliki keyakinan yang memadai untuk menerapkan pendekatan
pembelajaran berbasis argumentasi dalam pembelajaran sains. Tanpa keyakinan
terhadap kemampuan mereka sendiri dalam membangun dan memfasilitasi
LISA UTAMI