Page 2 - NYADRAN - Brigida Kenya XI C _ 6
P. 2
Tradisi Nyadran merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh
masyarakat Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan pada bulan ruwah menjelang bulan
puasa. Bulan Ruwah adalah bulan di mana arwah-arwah orang tua dan leluhur
berhak mendapat perha>an.
Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang ar>nya keyakinan. Nyadran
adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan.
Sejak abad ke-15 para Walisongo menggabungkan tradisi tersebut dengan
dakwahnya, agar agama Islam dapat dengan mudah diterima. Pada awalnya para
wali berusaha meluruskan kepercayaan yang ada pada masyarakat Jawa saat itu
tentang pemujaan roh yang dalam agama Islam yang dinilai musyrik. Agar >dak
berbenturan dengan tradisi Jawa saat itu, maka para wali >dak menghapuskan adat
tersebut, melainkan menyelaraskan dan mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu
dengan pembacaan ayat Al-Quran, tahlil, dan doa. Nyadran dipahami sebagai
bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan dengan Tuhan.
Nyadran biasanya dilaksanakan pada se>ap hari ke-10 bulan Rajab atau saat
datangnya bulan Sya'ban. Dalam ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga,
terutama bunga telasih. Bunga telasih digunakan sebagai lambang adanay
hubungan yang akrab antara peziarah dengan arwah yang diziarahi. Para
masyarakat yang mengiku> Nyadran biasnya berdoa untuk kakek-nenek, bapak-ibu,
serta saudara-saudari mereka yang telah meninggal. Seusai berdoa, masyarakat
menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari >kar
dan daun pisang. Tiap keluarga yang mengiku> kenduri harus membawa makanan
sendiri. Makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seper> ayam
ingkung, sambal goreng a>, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe dan
tahu bacem, dan lain sebagainya.
Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya, membersihkan makam
adalah simbol dari pembersihan diri menjelang Bulan Suci. Bukan hanya hubungan
manusia dengan Sang Pencipta, Nyadran dilakukan sebagai bentuk bak> kepada
para pendahulu dan leluhur. Nilai-nilai sosial seper> kerukunan serta hangatnya
persaudaraan sangat terasa se>ap kali tradisi Nyadran berlangsung.
Salah satu yang khas dan pas> ada di se>ap Nyadran, adalah acara makan bersama
atau kenduri. Prosesi ini menjadi salah satu yang ditunggu oleh warga. Se>ap