Page 50 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 50

Pada cerita Rāmāyana juga tampak jelas bagaimana nilai Manusa  Yajña yang
                   termuat di dalam uraian kisahnya. Hal ini dapat dilihat pada kisah yang meceritakan
                   Śrī Rāmā  mempersunting Dewi Sītā. Hal ini juga tertuang dalam Kekawin Rāmāyana
                   Dwitīyas Sarggah bait 63, yang isinya sebagai berikut:

                                       Rānak naréndra gunamānta suśīla śakti,
                                     Sang Rāmadéwa tamatan papaḍé rikéng rāt,
                                      Sītā ya bhaktya ryanak naranātha tan lén,
                                     Nāhan prayojana naréndra pinét marā ngké.


                                                  Terjemahan:
                                       Putra tuanku gunawan, susila dan bakti.
                                    Sang Ramadewa tiada tandingnya di dunia ini,
                                    Sita akan bakti kepada putra tuanku, tidak lain.
                                     Itulah tujuan kami tuanku dimohon ke mari


                      Dari kutipan sloka ini terkandung nilai Manusa Yajña yang tertuang di dalam epos
                   Rāmāyana tersebut. Upacara Śrī Rāmā  mempersunting Dewi Sītā merupakan suatu
                   nilai Yajña yang terkandung di dalamnya. Selayaknya suatu pernikahan suci, upacara
                   ini dilaksanakan dengan Yajña yang lengkap dipimpin oleh seorang purohita raja dan
                   disaksikan oleh para Dewa, kerabat kerajaan beserta para Mahaṛsī.

                   4. Ṛsī Yajña
                      Ṛsī Yajña itu adalah menghormati dan memuja Ṛsī atau pendeta. Dalam lontar
                   Agastya Parwa disebutkan, Ṛsī Yajña ngaranya kapujan ring pandeta sang wruh ring
                   kalingganing dadi wang, artinya Ṛsī Yajña adalah berbakti pada pendeta dan pada
                   orang yang tahu hakikat diri menjadi manusia. Dengan demikian melayani pendeta
                   sehari-hari maupun saat-saat beliau memimpin upacara tergolong Ṛsī Yajña.
                      Pada kisah Rāmāyana, nilai-nilai Ṛsī Yajña dapat dijumpai pada beberapa bagian
                   dimana  para  tokoh  dalam  alur  ceritanya  sangat  menghormati  para  Ṛsī  sebagai
                   pemimpin  keagamaan,  penasehat  kerajaan,  dan  guru  kerohanian.  Misalnya  pada
                   Kekawin  Rāmāyana Prathamas Sarggah bait 30, sebagai berikut:

                                              Sāmpun pwa sira pinūjā,
                                        bhinojanan sang mahārṣi paripūrṇna,
                                             kalawan sang wiku sākṣī,
                                            winūrṣita dinakṣiṇān ta sira


                                                  Terjemahan:
                               Sesudah beliau dipuja, disuguhkan suguhan sang mahaṚsī,
                           bersama sang wiku yang menjadi saksi, dihormati dipersembahkan
                                                hadiah untuk beliau.



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   43
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55