Page 51 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 51
Mahaṛsī sebagai seorang rohaniawan senantiasa memberikan wejangan suci dan
ilmu pengetahuan keagamaan untuk menuntun umatnya tentang ajaran ketuhanan.
Keberadaan beliau tentu sangat penting dalam kehidupan umat beragama. Sudah
sepatutnya sebagai umat beragama senantiasa sujud bakti kepada para Mahaṛsī atau
pendeta sabagai salah satu bentuk Yajña yang utama dalam ajaran agama Hindu. Dalam
epos Rāmāyana banyak sekali dapat ditemukan nilai-nilai Ṛsī Yajña yang termuat
dalam kisahnya. Oleh karena itu banyak sekali hakikat Yajña yang dapat dipetik untuk
dijadikan pelajaran dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.
5. Bhuta Yajña
Upacara ini lebih diarahkan pada tujuan untuk nyomia butha kala atau berbagai
kekuatan negatif yang dipandang dapat mengganggu kehidupan manusia. Butha Yajña
pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan butha kala menjadi butha hita. Butha
hita artinya menyejahterakan dan melestarikan alam lingkungan (Sarwaprani). Upacara
Butha Yajña yang lebih cenderung untuk nyomia atau mendamaikan atau menetralisir
kekuatan-kekuatan negatif agar tidak mengganggu kehidupan umat manusia dan bahkan
diharapkan membantu umat manusia.
Pengertian Bhuta Yajña dalam bentuk upacara amat banyak macamnya. Kesemuanya
itu lebih cenderung sebagai upacara nyomia atau mendamaikan atau mengubah fungsi
dari negatif manjadi positif. Sedang arti sebenarnya Bhuta Yajña adalah memelihara
kesejahteraan dan keseimbangan alam. Pelaksanaan upacara dewa Yajña selalu di barengi
dengan Bhuta Yajña, hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan alam semesta beserta isinya.
Nilai-nilai Bhuta Yajña juga nampak jelas pada uraian kisah epos Rāmāyana, hal
ini dapat dilihat pada pelaksanaan Homa Yajña sebagai Yajña yang utama juga diiringi
dengan ritual Bhuta Yajña untuk menetralisir kekuatan negatif sehingga alam lingkungan
menjadi sejahtera. Hal ini dikuatkan dengan apa yang tertuang pada Kekawin Rāmāyana
Prathamas Sarggah sloka 25 yang isinya sebagai berikut:
Luměkas ta sira mahoma,
prétādi piśāca rākṣasa minantran
bhūta kabéh inilagakěn,
asing mamighnā rikang Yajña.
Terjemahan:
Mulailah beliau melaksanakan upacara korban api. Roh jahat dan
sebagainya, pisaca raksasa dimanterai. Bhuta Kala semua diusir,
segala yang akan mengganggu upacara korban itu.
Pada setiap pelaksanaan upacara Yajña, kekuatan suci harus datang dari segala arah.
Oleh sebab itu, segala macam bentuk unsur negatif harus dinetralisir untuk dapat menjaga
keseimbangan alam semesta. Bhuta Yajña sebagai bagian dari Yajña merupakan hal yang
sangat penting untuk mencapai tujuan ini, sehingga tidak salah pada setiap pelaksanaan
upacara dewa Yajña akan selalu dibarengi dengan upacara Bhuta Yajña.
44 | Kelas X SMA/SMK

