Page 22 - Ebook Literasi Digital dalam Penggunaan Media Sosial
P. 22
“Disini saja Flo.” ujar Poppy memulai pose
didepan bunga-bunga yang ditanam Ayah.
Poppy memulai aksi gayanya. Ia berganti-ganti
gaya dari mulai berdiri tegak sambil
tersenyum sampai gaya ala model yang sering
ia lihat di majalah langganan Ibu.
Flo hanya bisa pasrah memotret Poppy yang
sepertinya masih belum kehabisan gaya.
“Main media sosial ternyata seru ya Flo.
Setelah sudah banyak hasil potret, Poppy dan
Pantas saja hampir semua orang-orang
Flo duduk di teras rumah mereka sambil
suka bermain media sosial. Mulai
melihat-lihat foto hasil jepretan Flo. Poppy
sekarang aku akan posting terus kegiatan
berdecak kagum melihat foto-fotonya yang aku di media sosial. Pasti seru tuh nanti
menurutnya sangat estetik. kalau aku sama teman-teman saling
komentar
“Senang banget foto aku bagus-bagus semua.
“Gak semua hal harus diposting di media
Ih Flo kamu hebat banget sih.” ucap Poppy
sosial Poppy. Lagi pula gak baik juga kalau
gemas sambil memandangi foto-fotonya.
kamu terus menerus mengunggah
kegiatan kamu di media sosial. Bermain
“Yang mana ya yang aku posting di media
media sosial sewajarnya saja lah. Jangan
sosial ? Apa semuanya saja ya ?”
berlebihan memposting sesuatu. Karena
media sosial itu dunia maya, kamu gak
Flo langsung mengambil ponsel yang dipegang
pernah tau bagaimana orang-orang itu
Poppy kemudian menunjukkan foto Poppy
dalam kehidupan sebenarnya.”
yang hanya memperlihatkan setengah
badannya sambil tersenyum manis. “Tapi kalau sesekali tidak apa-apa kan?”
tanya Poppy
“Yang ini bagus. Posting saja yang ini” Flo
“Tidak apa-apa. Asal apapun yang kamu
menyarankan.
posting itu hal yang baik. Kalau posting
foto, foto yang sopan. Atau mau bagikan
“Ah kenapa gak yang full body saja ? Lebih
informasi, kamu cek kebenarannya dulu.”
bagus.”
ucap Flo bijak.
“Itu kan menurut kamu. Ini saja paling bagus.”
“Siap kembaran. Pintar sekali sih memang
Flo masih menunjuk foto yang dipilihnya tadi.
kembaran Poppy yang satu ini.” ucap
Poppy sambil mencubit pipi Flo.