Page 27 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 27
45
6. Apa hukum orang yang meninggalkan shalat?
Orang yang meninggalkan shalat karena ber-
keyakinan shalat 5 (lima) waktu itu tidak wajib,
maka ia keluar dari Islam. Ini adalah ijma ulama
tidak ada khilafiyah di antara mereka. Imam An
Nawawi rahimahullah mengatakan:
ِ ِ ِ
اهػبوجو دحج وَأ ،ابِوجول ادحاج ة َ لَصلا ؾرػت اذإ ِ
َ َّ
َ َ َ
َ
ً
َ
ََ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ُ
َ
ِ
ِ
ِِ
ِ
ِ
ِ عاجْإب ٌّ دترم رفاك وهػف ،ةروصلا فِ اهَ لعف ْ ؾرػتػي َ لَو
ُْ
َ
ْ
َ
ْ
َ
َ
َ ْ
َُ
َ
ُْ ٌ
ُ َ ْ َ
ِِ
. ينملسمْ لا
َ
ْ ُ
"Jika seseorang meninggalkan shalat karena
mengingkari wajibnya shalat, atau ia mengingkari
wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat,
maka ia kafir murtad dari agama Islam berdasarkan
46
ijma ulama kaum Muslimin."
Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan
karena mengingkari wajibnya, namun karena malas
dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh
ulama:
1) Madzhab Hanbali berpendapat kafirnya
orang yang meninggalkan shalat. Demikian
juga salah satu pendapat dalam madzhab
Syafi'i dan Maliki. Dan pendapat ini dikuatkan
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul
Qayyim.
2) Pendapat madzhab Syafi'i dan Maliki
mengatakan bahwa orang yang meninggalkan
27

