Page 74 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 74
Maka jika seseorang berghibah atau berkata kotor
sementara ia sedang berpuasa, maka ia telah berdosa,
namun puasanya tidak batal.
Tentang ghibah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
telah menjelaskan makna dan bahayanya dalam
beberapa hadits, menunjukkan bahwa ghibah
termasuk dosa besar (kabair) yang memiliki ancaman
serius.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu „anhu bahwa Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
ِ
: َ ؿاق ، مَ لعَ أ وُ لوسرو و َّ للا : اوُ لاق ؟ ةبيغْ لا ام فور دتَأ
َ
َ
َ ُ
ْ
َْ
ُ ُ ََ ُ
َ
َ
ُ
ُ
ِ
ِ
ِ
ِ
فِ ِ فاك فإ تيَأرػفَأ : ليق ، هرْ كي ابِ ؾاخَ أ ؾركذ
َ
َ ْ
َ َ ْ
َ
َ
َُ َ
َ
َ
ُ
َ ْ َ
ِ ِ
ِ
ِ
دقػف ُ ؿوقػت ام ويف فاك فإ : َ ؿاق ؟ ُ ؿوقَأ ام يخَأ
َ َ ْ
َُ
ْ ََ
ُ
َ
َ
َ
ِ ِ
ِ
ْ َ
ْ
ْ ََ
َ ََُْ
ُ َّ ت و هػب دقػف ويف نُ كي لَ فإو ، وتبتغا
ََ
ْ َ ْ
"Tahukah kalian apa itu ghibah?" Mereka
menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Beliau bersabda: "Engkau menyebut saudaramu
dengan sesuatu yang ia benci." Ada yang bertanya,
"Bagaimana jika yang aku katakan benar-benar ada
pada dirinya?" Beliau menjawab: "Jika benar ada
padanya apa yang kamu katakan, berarti engkau
telah mengghibahinya. Namun jika tidak ada
padanya, berarti engkau telah memfitnahnya." 105
74

