Page 69 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 69

2) Rukun  kedua  dari  puasa  (meskipun  puasa
                        sunnah)  adalah  meninggalkan  semua  yang
                        membatalkan  puasa,  seperti  berjima',  muntah
                        dengan  sengaja,  atau  memasukkan  sesuatu  ke
                        dalam     rongga    tubuh     yang    dianggap
                        membatalkan puasa, dengan kesadaran bahwa itu
                        haram dilakukan, atau dalam keadaan tidak tahu
                        namun tidak memiliki alasan yang dibenarkan.

                        Jika seseorang melakukan hal-hal tersebut dalam
                        kondisi  sadar,  dengan  sengaja,  dan  mengetahui
                        bahwa  hal  itu  membatalkan  puasa,  maka
                        puasanya    tidak   sah.   Berbeda   jika   dia
                        melakukannya  karena  lupa  bahwa  dia  sedang
                        berpuasa,  atau  terpaksa,  atau  tidak  tahu  karena
                        alasan  yang  dibenarkan,  seperti  baru  memeluk
                        agama Islam atau hidup jauh dari para ulama.

                     3) Rukun  ketiga  puasa  adalah  adanya  orang  yang
                        berpuasa. Ini dianggap sebagai rukun yang sama
                        dengan  jual  beli,  karena  keduanya  adalah  hal
                        yang tidak dapat dipisahkan tanpa adanya orang
                        yang berpuasa atau orang yang menjual. Berbeda
                        dengan shalat, yang memiliki bentuk di luar diri
                        seseorang sehingga dapat dipahami tanpa adanya
                        orang yang shalat. Oleh karena itu, tidaklah tepat
                        menghitung  orang  yang  shalat  sebagai  rukun
                        dalam salat tersebut.





                                        69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74