Page 91 - Buku 13 Karakteristik Pendidik yang Sukses
P. 91
Tidak semua nilai dapat ditanamkan hanya melalui contoh
perbuatan atau pembiasaan. Beberapa konsep seperti
keimanan kepada hal ghaib, pentingnya niat yang ikhlas,
atau bahaya dari akhlak tercela seperti iri hati dan
sombong, memerlukan penjelasan secara verbal. Dalam hal
ini, pendidik atau orang tua harus mampu menyampaikan
pesan dengan bahasa yang sederhana, lembut, dan sesuai
dengan tingkat usia dan pemahaman anak.
Agar nasihat tidak terasa seperti beban atau tekanan,
penyampaiannya dapat dikemas dalam bentuk cerita,
dialog, atau refleksi atas kejadian sehari-hari. Cerita para
Nabi, kisah sahabat, atau bahkan kisah nyata yang
menyentuh hati dapat menjadi media efektif untuk
menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Dengan metode ini,
anak akan merasa terlibat secara emosional dan lebih
mudah menerima pesan yang disampaikan.
Yang tak kalah penting, pendidik harus memperhatikan
waktu yang tepat dalam memberikan nasihat. Saat hati
anak sedang tenang, atau ketika mereka menghadapi
masalah tertentu, adalah momen yang baik untuk
menyisipkan nasihat. Kelembutan dalam menyampaikan,
konsistensi dalam memberi, serta keteladanan nyata dari
orang tua atau guru akan menjadikan nasihat tidak hanya
didengar, tetapi juga dihayati dan diamalkan.
Dengan demikian, metode mau„izhah bukan sekadar
berkata-kata, tetapi seni dalam menanamkan nilai secara
hati-hati dan penuh kasih sayang, untuk membentuk
kepribadian anak yang kokoh dan terarah.
86

