Page 60 - Hadiah Haji dari Masjid Nabawi
P. 60
Sekitar pukul 00.15, saya turun dari taksi. Karena taksi tidak
dapat mendekati area Masjidil Haram, saya harus berjalan
kaki sejauh kurang lebih 3 kilometer. Sebelum turun, saya
bertanya kepada sopir taksi arah menuju Masjidil Haram.
Setelah mendapatkan penjelasan, saya segera turun dan
melangkah dengan penuh keyakinan.
Di sepanjang jalan, saya melihat banyak jamaah berjalan
kaki dengan arah yang beragam. Saya tetap mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh sopir taksi, sambil sesekali
bertanya kepada orang-orang yang saya temui di jalan untuk
memastikan bahwa saya berada di jalur yang benar menuju
Masjidil Haram. Alhamdulillah, Allah mempermudah
perjalanan ini dari awal hingga akhir.
Ketika tiba di sekitar Masjidil Haram, suasananya sudah
sangat ramai dengan jamaah yang memadati area tersebut.
Petugas keamanan juga berjaga dengan ketat. Saya merasa
sangat bersyukur karena dapat melihat Masjidil Haram di
depan mata, tanda bahwa sebentar lagi saya akan memulai
rangkaian ibadah umrah, yakni thawaf, sa‟i, dan tahallul,
sebagai bagian dari manasik tamattu yang harus dilakukan
sebelum pelaksanaan ibadah haji pada 8 Dzulhijjah.
Saya berhenti sejenak untuk memulihkan tenaga setelah
menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sambil beristirahat,
saya mengamati jalur mana yang memungkinkan saya
mencapai Ka'bah di lantai 1 Masjidil Haram. Setelah
memastikan arah, saya pun melanjutkan perjalanan dan naik
ke lantai 2.
55

