Page 43 - Buku 8 Seuntai Kata Penyejuk Jiwa
P. 43
6. Jika seseorang yang sakit tidak mampu shalat dalam
keadaan terlentang, maka dia shalat sesuai dengan
keadaannya, dalam posisi apapun, berdasarkan firman Allah
Ta'ala: “Bertakwalah kepada Allah menurut kemampuan-
mu.” (QS. At-Taghabun: 16)
7. Jika seseorang yang sakit tidak mampu shalat dalam semua
posisi sebelumnya, maka dia shalat dengan hati. Dia
mengucapkan takbir, membaca, dan berniat untuk rukuk,
sujud, berdiri, dan duduk dengan hati. Shalatnya tidak batal
selama akalnya tetap sehat, dalam keadaan apapun,
berdasarkan dalil-dalil sebelumnya.
8. Jika seseorang yang sakit dapat melakukan apa yang
sebelumnya tidak mampu dia lakukan, seperti berdiri,
duduk, rukuk, sujud, atau sekedar isyarat, maka dia
melanjutkan shalatnya berdasarkan kemampuan yang baru
dan melanjutkan apa yang telah dia kerjakan sebelumnya.
Begitu juga jika seseorang yang awalnya mampu shalat
kemudian menjadi tidak mampu di tengah shalat, dia
menyelesaikan shalatnya sesuai dengan kondisi terakhirnya,
karena apa yang telah dikerjakan sebelumnya sah, dan dia
melanjutkannya seolah-olah tidak ada perubahan dalam
keadaannya.
9. Jika seseorang yang sakit tidak dapat sujud di tanah, maka
dia memberi isyarat untuk sujud di udara, dan tidak
menggunakan sesuatu untuk sujud.
38

