Page 159 - Modul Pendidikan Agama Islam Flipbook
P. 159
Sunan Kalijaga berpendapat bahwa, penting terlebih dahulu merebut hati
masyarakat, dan yang paling utama adalah bagaimana masyarakat mau menerima
kehadirannya. Dengan demikian, setelah masyarakat mau menerima kehadirannya,
maka pelan-pelan mereka pun akan menerima ajarannya. Sedemikian elok strategi,
kesabaran, kesungguhan dan kegigihan para wali dalam menyebarkan agama Islam,
bil hikmah wal maudlatil hasanah sehingga begitu cepatnya ajaran Islam diterima
oleh masyarakat.
17. Sunan Muria
Sunan Muria termasuk salah satu Wali Songo yang dilahirkan pada abad
ke-15 M. dan wafat pada awal abad ke-16 M. dan dimakamkan di Gunung Muria,
Kudus, Jawa Tengah. Nama aslinya
adalah Raden Umar Said atau Raden
Prawoto. Ia merupakan putra dari
Sunan Kalijaga dan Dewi Sarah binti
Maulana Ishak. Ia menikah dengan Dewi
Sujinah yang merupakan putra Sunan
Ngudung dan menjadi adik ipar dari
Sunan Kudus.
Wilayah dakwah dan penyebaran
Islam yang dilakukan oleh Sunan Muria
adalah di pantai utara Jepara. Sunan
Muria berdakwah di sekitar wilayah
Tayu, Pati, Juwana, Kudus dan lereng-
lereng gunung Muria.
Sebagaimana dengan strategi
dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan para wali lainnya,
Sunan Muria terbiasa menggunakan keahliannya dalam bidang seni untuk
berdakwah. Ia dikenal sebagai wali yang mahir dalam memainkan alat kesenian
dan sekaligus ia pergunakan untuk media dakwahnya. Ia merupakan seorang wali
yang gemar berdakwah di desa-desa terpencil, bahkan di pelosok desa yang jauh
dari pusat kota. Ia sering menyendiri dan menjadikan tempat-tempat yang tenang
untuk menyebarkan agama Islam.
Selain di wilayah-wilayah pelosok, Sunan Muria juga mengajarkan Islam
kepada para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Ia dikenang sebagai
seorang wali yang memiliki tubuh yang kuat, hal tersebut dikarenakan tempat
tinggalnya yang berada di puncak gunung.
Sunan Muria hidup pada masa kasultanan Demak yaitu kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan besar di
Tutik Khoirunisa, S.Pd MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X 145