Page 30 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI APRIL 2022 VERSI ONLINE
P. 30

SOSOK


            tanya.                              lus SD, kemudian ia nyantri di Pe-
               “Oh, dengan senang hati.” Se-    santren Hidayatullah Watampone.
            jak lajang, Fatwa memang sudah      Tamat SMP, Fatwa sudah menjadi
            terampil menjahit.                  guru TPQ serta mengajar tajwid di
               Selang  beberapa  lama  si  ibu   masjid-masjid.
            datang lagi. Kerudung itu dipa-        “Sampai sekarang, kalau tidak
            kainya. “Ternyata enak ya pakai     mengajar  al-Qur`an  rasanya  tidak
            jilbab, tidak digigit nyamuk!” ka-  sedap,” ujarnya.
            tanya.                                 Tahun 2003, Fatwa pun menikah
               Ibu itu kemudian minta di-       dengan  Yazidun,  santri  Pesantren
            jahitkan jilbab yang lebih besar    Hidayatullah Mamuju. Sama sekali
            agar  menutupi  tangan.  Maksud-    belum saling kenal.
            nya agar terbebas dari gigitan         “Saya ‘dikemas’ dari Bone, se-
            nyamuk.    Fatwa    mengangguk      mentara calon suami ‘dikemas’ dari
            saja, sambil menjelaskan tentang    Mamuju. Kami dikirim ke Pesantren
            wajibnya hijab. Alhamdulillah, si   Hidayatullah Soroako untuk melak-
            ibu sekarang kemana-mana se-        sanakan akad nikah,” katanya sam-
            lalu berjilbab.                     bil tertawa.
               Kaum ibu terus dibina melalui       Bulan madunya adalah berdak-
            pengajian dari rumah ke rumah.      wah. Tujuannya ke wilayah pedala-
            Kini yang aktif ada 40-an orang.    man Tobadak VII. Keluarga sempat
            Tiap Rabu sore ada kajian di mas-   mencegah, khawatir Fatwa tidak
            jid kecamatan. Kamis sore pela-     betah.
            jaran tajwid.                          “Ternyata ikut terus,” giliran
               Sabtu dan Ahad halaqah ta’lim.   Yazidun yang tergelak.
            Kegiatan itu dilaksanakan bersa-       Memasuki kawasan hutan kelapa
            ma Kantor Urusan Agama (KUA)        sawit dan coklat Tobadak, mereka
            dan beberapa ustadz.                disambut banjir setinggi leher. Mo-
               Ketika ibu-ibu itu menunggui     bil pun mogok. Satu-satunya pilihan
            anaknya mengaji, disiapkan ke-      adalah berjalan kaki.
            giatan pula di rumah Fatwa. Ada        Perasaan Fatwa campur aduk,
            yang menjahit, membuat kue,         antara  bahagia  sebagai  pengantin
            kerajinan  tangan,  dan  lainnya.   baru sekaligus ketakutan. “Misalnya
            Semua bisa menjadi sarana dak-      ada orang jahat membunuh kami,
            wah.                                tak bakal ada orang yang mengeta-
                                                hui, karena di tengah hutan.”
            Motor Selam                            Karena sering banjir,  jalanan di
               Fatwa Nur lahir di Barebbo       kawasan itu seperti sawah. Jika
            Bone Sulawesi Selatan, tahun        bersepeda motor, lebih banyak
            1977. Ketika kecil belajar agama    mendorong daripada menaiki. Dise-
            kepada kakek dan ayahnya yang       butnya “motor selam” karena begi-
            merupakan guru mengaji di kam-      tu sering terendam air.
            pung.                                  Tugas dakwah di Tobadak VII
               Pada usia 10 tahun, ia bela-     berlangsung sampai tahun 2006.
            jar di lembaga Tahfizh al-Qur`an    Selanjutnya,  Fatwa  dan  Yazidun
            Nahdlatul  Wathan  Barebbo.  Lu-    pindah ke Tobadak II.*Ibnu Sumari



             26  MULIA | Sya’ban 1442/April 2022
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35