Page 101 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 101
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948 dianggapsebagai pedoman standar
bagi pelaksanaan penegakan HAM bagi bangsa-bangsa, terutama yang
bergabung dalam badan tertinggi dunia itu hingga saatini. Prinsip-prinsip
umum tersebut dikenal dengan Universal Declaration of Human Rights, UDHR
(Pernyataan Semesta tentang Hak-hak Asasi Manusia).
Hak asasi dalam islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian
yangumum dikenal. Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiaban
baginegara maupun niviidu yang tidak boleh diabaikan.Oleh karena itu,
negarabukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi tersebut,
melainkanjuga mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-
84
hak tersebut.
B. Latar Belakang Islam dan HAM
Wacana HAM bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah peradaban Islam.
Bahkan para ahli mengatakan bahwa wacana tentang HAM dalan Islam jauh
lebih awal dibandingkan dengan konsep HAM yang muncul di Barat. Menurut
mereka, Islam datang dengan membawa pesan universal HAM. Sejarah HAM
berjalan terputus-putus karena dipengaruhi oleh aliran pemikiran, kepercayaan,
adat istiadat, kondisi dansituasi. Hak-hak tersebut menjadi sebab bagi
peristiwa-peristiwa sejarah besar dalam beberapa keadaan berakhir dengan
terjadinya revolusi politik, sosial, bangunan, pemikiran, perubahan hukum dan
perundang-undangan sertal ahirnya deklarasi dan perjanjian regional maupun
internasional. Konsepsi Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber
utama ajaran Islam, al-Qur’an dan Hadits. Keduanya adalah sumber ajaran
normatif.
Praktik HAM juga dapat dijumpai pada praktek kehidupan sehari-hari
Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan sebutan Sunnah (tradisi) nabi
Muhammad SAW. Terdapat dua prinsip pokok dalam Piagam Madinah
terdapat yang terangkai 47 butir, pertama, semua pemeluk Islam adalah satu
umat walaupun mereka berbeda suku, bangsa; kedua, hubungan antara
84 Abdul Khakim, “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pendidikan Islam”, EVALUASI. Vol. 2,
No.1, Maret 2018, Hal. 376.
96