Page 97 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 97
Dalam perjalanan sejarah dari masing-masing dinasti yang berkuasa
kerap terjadi konflik. Peperangan dan perebutan kekuasaan menjadi hal
yang biasa pada saat itu, bahkan beberapa khalifah di era Khulafaur
Rasyidin meninggal karena terbunuh, diantaranya Umar ibn Khattab,
Utsman in Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Hal ini menjadi penguat alasan
bahwa Daulah Khilafah Islamiyah akan sangat sulit diterapkan dalam
81
konteks multikultur saat ini.
C. Permasalahan/ Kontroversi Penerapan Khilafah
Pada tahun 1924 ada salah satu Negara yang ingin mendirikan khilafah
setelah runtuhnya Khalifah Utsmaniyah di Turki, tetapi hal itu tidak
mendapat kesepakatan. Karena sistem khilafah saat itu sudah hancur dan
jika ingin mendirikannya kembali maka akan sangat sulit, bahkan dengan
jalan perang pun belum tentu bisa terwujud. Selama ini, ormas Islam di
Indonesia yang berusaha mendirikan khilafah adalah HTI (Hizbut Tahrir
Indonesia) yang berkantor pusat di Inggris. Kebanyakan Negara Islam
seperti Arab Saudi, Mesir, Turki dan Negara-negara di timur tengah
melarang semua aktifitas HT (Hizbut Tahrir). Akan tetapi mereka tumbuh
dan berkembang di Amerika dan Negara-negara demokrasi lainnya.
Akhir-akhir ini muncul beberapa kelompok yang mengusung semangat
radikalisme dan ingin mendirikan negara kekhilafahan untuk menggantikan
dasar negara, dan menanamkan ideologi yang menolak atau mengabaikan
keberagaman. Munculnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara
Islam Irak dan Suriah (NIIS). Kelompok-kelompok ini memandang bahwa
bentuk pemerintahan dan ideologi yang diusung oleh Indonesia adalah
keliru. Oleh karena itu, menurut mereka, sistem pemerintahan dan ideologi
Indonesia harus digantikan oleh sistem dan ideologi khilafah.
Konflik di Timur Tengah muncul sebagai akibat pertikaian berbagai
kepentingan kawasan maupun global. Munculnya ISIS di Timur Tengah
dengan banyak agenda dan melakukan pemanggilan kepada seluruh umat
81 Henny Yusalia, Dinamika Penerapan Khilafah Sebuah Tinjauan Sosio-Historis, Wardah: V. 17,
No. 2, 2016, hlm. 141-143
92