Page 69 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 69

Muhammad Al-Bahy menjelaskan bahwa yang menimbulkan munculnya

                            sekularisme adalah sebagai berikut :
                            1.  Terjadinya  sekularisme  pada  abad  ke-17  dan  ke-18  adalah  perebutan

                                kekuasaan antara negara dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara kedua

                                kekuasaan itu adalah penanggulangan perselisihan baik secara legal atau
                                filosofis.

                            2.  Yang mendorong sekularisme abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan.
                                Karena itu, pengertian sekularisme tidak sama dengan paham pemisahan

                                antara  Gereja  dan  negara,  akan  tetapi  semacam  penghapusan  paham

                                dualisme dengan penghancuran agama sebagai awal mula untuk mencapai
                                kekuasaan tersendiri, yaitu “kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara”

                                atau “partai”.
                            3.  Penelitian terhadap alam dan kemajuan ilmu pengetahuan telah

                                memberanikan kaum intelek sekuler untuk keluar dari wasiat atau dogma
                                       62
                                Gereja.

                        C.  Bentuk-bentuk Sekulerisme

                                Sekulerisasi bukan hanya menyasar aspek politik dan sosial, namun juga

                            aspek budaya sehingga menghasilkan tujuan akhir berupa relativisme historis.
                            Proses sekularisasi dunia dilakukan dengan tiga elemen penting, yaitu:

                            1)  Disenchantment of nature (die Entzauberung der Welt) atau pengosongan
                                dunia  dari  keyakinan  pada  kekuatan  supernatural  yang  mengontrolnya.

                                Cox, seperti yang ditulis Armas, meyakini bahwa agar usaha urbanisasi,
                                modernisasi dan pengembangan sains tidak lagi terhambat maka paham

                                adanya kekuatan luar yang menguasai dunia harus dihilangkan. Dengan itu

                                dunia tidak lagi menjadi entitas yang suci sehingga manusia bisa bebas
                                mengeksploitasinya  demi  kemajuan  hidupnya.  Di  titik  ini  kita  bisa

                                memahami  mengapa  Capra,  seperti  yang  dikutip  Heriyanto,  menilai
                                peradaban Barat saat ini telah melahirkan krisis ekologi yang parah.






                        62  Al-A’raf, Op. Cit, hal. 93



                                                              64
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74