Page 19 - SAFARI MANAQIB & WALISONGO
P. 19
ti Sunan Giri, Raden Patah, Raden Kusen, 10. SYECH KHOLIL BANGKALAN
Sunan Bonang, dan Sunan Drajat. Den-
gan cara menikahkan juru dakwah Islam
dengan putri-putri penguasa bawahan
Majapahit,
Sunan Ampel membentuk keluar-
ga-keluarga muslim dalam suatu jaringan
kekerabatan yang menjadi cikal-bakal
dakwah Islam di berbagai daerah. Je-
jak dakwah Sunan Ampel tidak hanya di
Surabaya dan ibu kota Majapahit, melain-
kan meluas sampai ke daerah Sukadana
di Kalimantan. Syekh Muhammad Kholil atau yang kerap dipanggil
dengan Syekh Kholil Bangkalan atau Mbah Kholil la-
Di dalam Babad Tanah Jawi digam- hir pada 11 Jumadil akhir 1235 H atau 25 Mei 1835 M
barkan bahwa selain mengajari mu- di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kabupaten
rid-muridnya membaca al-Qur’an, Raden Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Rahmat juga mengajari mereka kitab- ki- Jalur nasab Syekh Kholil Bangkalan dari jalur ayah
tab tentang ilmu syariat, tarekat, dan ilmu sampai kepada Syekh Syarif Hidayatullah (Cirebon).
hakikat, baik lafal maupun makna. Raden Syekh Kholil Bangkalan wafat dalam usia 106 tahun,
Rahmat digambarkan mencontohkan ke- pada 29 Ramadan 1343 Hijrah, bertepatan dengan
hidupan yang zuhud dengan melakukan tanggal 23 April 1925 Masehi, jasadnya dikebumikan
riyadhah ketat. Dalam Babad Tanah Jawi di desa Mertajesa, Kecamatan Bangkalan.
menggambarkan amaliah rohani yang
dijalankan Sunan Ampel sebagai berikut:
(tidak makan tidak tidur, mencegah hawa Sekitar tahun 1850-an, ketika usianya
nafsu/ tidak tidur malam untuk beriba- menjelang tiga puluh, Mbah Kholil muda
dah kepada Tuhan/ fardhu dan sunnah belajar kepada Kyai Muhammad Nur di
tak ketinggalan/ serta mencegah yang Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa
haram maupun yang makruh/ tawajjuh Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pon-
memuji Allah//). dok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuru-
an. Kemudian beliau pindah ke Pondok
Berdasar sumber-sumber sebagaima- Pesantren Keboncandi. Selama belajar di
na terpapar di muka, dapat disimpulkan Pondok Pesantren ini beliau belajar pula
bahwa Raden Rahmat, selain mengajar- kepada Kyai Nur Hasan yang menetap
kan ilmu syariat juga mengajarkan tarekat di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi.
dan hakikat, yang dalam Babad Tanah Kyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih
Jawi naskah Drajat mengajarkan ilmu ta- mempunyai pertalian keluarga dengann-
sawuf dengan laku suluk menurut ajaran ya.
tarekat Naqsyabandiyah. Dengan menga-
jarkan ilmu tasawuf, Raden Rahmat saat Jarak antara Keboncandi dan Sido-
itu dianggap sederajat dengan para guru giri sekitar 7 Kilometer. Tetapi, untuk
suci yang berwenang melakukan diksha mendapatkan ilmu, Mbah Kholil muda
(baiat) yang diberi sebutan kehormatan rela melakoni perjalanan yang terbilang
‘susuhunan’. lumayan jauh itu setiap harinya. Di setiap
perjalanannya dari Keboncandi ke Sido-
giri, ia tak pernah lupa membaca Surah
Yasin. Ini dilakukannya hingga ia -dalam
perjalanannya itu- khatam berkali-kali.
19