Page 20 - SAFARI MANAQIB & WALISONGO
P. 20
Kemandirian Mbah Kholil muda juga tam, ayam putih, kambing, domba, ker-
nampak ketika ia berkeinginan untuk me- bau semua masuk kandang masing-mas-
nimba ilmu ke Mekkah. Karena pada masa ing, Allahu Akbar).
itu, belajar ke Mekkah merupakan cita-ci-
ta semua santri. Dan untuk mewujudkan 11 Orang murid Syekh Tolhah itu ka-
impiannya kali ini, lagi-lagi Mbah Kholil bur mendengar imam membca niat sema-
muda tidak menyatakan niatnya kepada cam itu. Namun Abah Sepuh tetap men-
orangtuanya, apalagi meminta ongkos jadi makmum. Sementara yang lain balik
kepada kedua orangtuanya. kanan ke Cirebon. Begitu selesai shalat,
Imam menoleh kepada Abah Sepuh yang
Saat di Makkah Syech Kholil Belajar tinggal seorang diri. Selanjutnya imam
ilmu tarekat kepada Syaikh Ahmad Khat- berkata sambil tersenyum:
ib Sambas selaku pendiri tarekat Qodari- “Oh memang koyongono angger wong
yah wa Naqsabandiyah. Ilmu tarekat yang nganggo otak. Sampeyan Insya Allah ber-
dipelajari dari Syaikh Ahmad Khatib Sam- hasil”. (Begitulah orang yang menggu-
bas memungkinkan Syaikhona Kholil un- nakan otak, kamu pasti berhasil).
tuk menganut tarekat yang sama. Selama
menganut tarekat. Dan dari beliaulah, Abah Sepuh memang cerdas dan
silsilah 36 (Abah Sepuh) mendapatkan mengetahui sekalipun imam mengucap-
ijazah sholawat Bani Hasyim atas arahan kan seperti itu, shalat tetap sah sebab
Syekh Tolhah Kalisapu Cirebon. ucapan tersebut dilakukan di luar shalat.
Begini kisahnya; Abah Sepuh diberi Singkat cerita Abah Sepuh sampai
tugas oleh Syekh Tholhah Kalisapu Cire- di Bangkalan. Dia langsung memohon
bon untuk belajar ke Syaikh Kholil Bang- kepada Syekh Holil agar mengijazahkan
kalan Madura, Jawa Timur. Waktu itu me- sholawat Bani Hasyim. Dan Syekh Kholil
mang tak ada kendaraan seperti sekarang, bersedia mengijazahkannya. Tiba wak-
Abah Sepuh bersama 11 murid Syekh Tol- tunya Abah Sepuh pulang ke Cirebon.
hah lainnya berjalan kaki dari Cirebon ke Lantas Syekh Kholil mengantarkannya ke
Madura. tepi pantai dan memberikan perahu kecil
kepada Abah Sepuh. Tapi perahu itu tan-
Singkat cerita ketika rombongan sam- pa dayung. Tapi dengan keyakinan tinggi
pai di alas roban hutan lebat antara Peka- perahu itu bergetar maju.
longan dan Kendal, kawasan ini memang
dikenal serem. Ketika Sholat magrib tiba Sepanjang perjalanan dari Madura
rombongan itu masuk masjid. Di masjid ke Cirebon Abah Sepuh membaca Bani
itu sudah ada orangtua yang akan jadi Hasyim. Begitu selesai pembacaan shala-
imam. Lelaki tua itu membaca niat sholat wat bani Hasyim, tiba-tiba perahu melesat
pakai bahasa Jawa sebagai berikut. ke arah barat hingga sampai ke Cirebon.
“Usholli fardlu magribi, pitik ireng, pitik Di Pantai Cirebon, Mama Guru Agung Sy-
putih, wedus gembel, menda, kebo, pada ekh Tolhah menyambut murid terbaiknya
melebu kabeh. Maring kandange, Allahu yang berhasil menjalankan tugasnya.
Akbar” (Niat saya shalat magrib, ayam hi-
20