Page 15 - Burung kekekow dan Gadis Miskin
P. 15
“Ya, Dik. Kakak juga merasakan hal yang sama
denganmu,” sahut sang kakak sambil menoleh ke arah
adiknya. Sebenarnya sang kakak sangat kasihan dan
merasa sedih melihat adiknya yang sejak tadi memegangi
perutnya yang perih karena lapar. Namun, di depan
adiknya dia berusaha untuk tidak memperlihatkan raut
wajah yang sedih agar adiknya tidak tahu kesedihan
sang kakak. Sementara itu, di dalam benaknya juga
memikirkan ibunya yang sudah menunggu mereka
dengan penuh harap. Tentu saja mengingat semua itu
membuatnya sedih. Sebagai anak tertua, dia merasa
harus bertanggung jawab terhadap ibu dan adiknya,
tetapi dia berusaha menutupi kesedihan yang melanda
jiwa dan pikirannya. Dalam hatinya dia terus berdoa dan
berharap semoga hari ini ada keajaiban yang mereka
dapat sehingga adik dan ibunya dapat makanan. Tiba-
tiba sang kakak tersentak dari lamunan saat mendengar
suara lirih adiknya.
“Ke mana lagi kita akan mencari makan? Kasihan
Ibu di rumah menunggu kedatangan kita,” kata sang
adik sambil memegang perutnya.
7