Page 18 - Burung kekekow dan Gadis Miskin
P. 18

ada pohon pisang,” sahut sang adik sambil memandang
            lurus ke depan seolah-olah mencari apakah di sekitar

            tempat mereka beristirahat terdapat pohon pisang.

                 “Atau ..., jangan-jangan ada orang yang melempar

            pisang ini ke kita, Kak,” lanjut sang adik sambil menoleh
            ke arah kakaknya yang masih terus memandangi pisang

            emas.

                 ”Ah  mana  mungkinlah,  Dik,  di  sekitar  sini  sejak

            tadi tidak ada warga kampung yang lewat, hanya kita
            berdua,” sang kakak menimpali.

                 “Atau  bisa  saja,  Kak,  ada  orang  di  atas  pohon

            mangga ini lalu melempar pisang ke arah kita,” kata sang

            adik sambil menengadah ke atas pohon mangga. Melihat
            sang adik menengadah, kakak pun ikut menengadah ke

            pohon  mangga  karena  rasa  penasaran  mereka.  Mata

            kedua  kakak  beradik  ke  sana  kemari  memperhatikan

            pohon mangga tersebut, tetapi tidak ada orang di atas
            pohon  mangga.  Mereka  hanya  mendengar  kicauan

            merdu seekor burung kekekow.

                 “Keke kow keke kow keke kow keke kow,” seperti

            itulah nyanyian si burung kekekow sambil memandang



                                          10
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23