Page 59 - Legenda Condet
P. 59

Gendut biasa membela penduduk yang tertindas, para jawara
            itu pun ikut bergabung dengan penuh semangat.
                 “Kita membela kebenaran dan keadilan. Kita menolak
            penindasan yang dilakukan Jan Ament,” kata Entong Gendut.

                 “Setuju…!” seru beberapa penduduk.
                 “Ya. Sekarang saatnya kita membela kebenaran,” sahut
            seorang jawara dari Balekembang.
                 “Tumben omongan kamu benar, Toy,” goda jawara dari

            Batuampar.
                 “Gue udah insyaf, Bang!” sahutnya sambil  tertawa.
                 Jawara  dari  Balekembang  tersenyum  sambil
            membetulkan letak golok di pinggangnya.

                 “Kapan kita mulai menyerang Jan Ament?”  tanya jawara
            dari Cililitan.
                 “Besok. Kalian tunggu komando dari saya,” jawab
            Entong Gendut.

                 “Siap, Tong!”
                 “Siap ya!”
                 Keesokan harinya, Entong Gendut memimpin perlawanan
            terhadap Jan Ament. Mereka segera mengepung tempat

            kediaman tuan tanah itu sehingga terjadi perkelahian yang
            sengit di sana. Sebaliknya, tuan tanah itu sangat terkejut
            mendapat serangan mendadak dari para penduduk.
                 Korban tak terelakkan, terutama dari pihak Jan Ament.

            Ia tak menyangka, penduduk yang selama ini dianggapnya
            bodoh dan miskin, ternyata pandai bersilat. Diam-diam



                                          47
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64