Page 22 - modul 1.1 CGP
P. 22
„pamong‟ dapat memberikan „tuntunan‟ agar anak dapat
menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
● KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap
terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-
barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah
kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru.
Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD
menggunakan „barang-barang‟ sebagai simbol dari tersedianya
hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi
pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi
kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
● Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
● KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam
berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana
anak berada, sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan “isi” dan “irama”
● KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan
kodrat zaman sebagai berikut
● “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat
bahwa segala kepentingan anak- anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya
maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan
yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara
itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan
penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar
dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat
kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
21 | Modul 1.1: Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional: Ki Hadjar Dewantara