Page 17 - Kewirausahaan - Mashur Razak
P. 17

Pendahuluan                                                  5




               industri dengan  kemampuan yang  mencengangkan.
               Pendapatan penduduknya berkali lipat dibandingkan
               Indonesia. Beberapa aspek tersebut menjadi alasan Ciputra
               menggalakkan  entrepreneurship. Ia mengeluarkan uang
               pribadi untuk mendorong gerakan tersebut berjalan, dan
               belakangan sejumlah lembaga serta badan usaha membantu
               programnya (Kompas, 5 April 2013).
                    Di mata Ciputra,  entrepreneurship  adalah bagaimana
               menjadikan sesuatu yang tidak berguna menjadi berguna.
               Misalnya, mengubah sampah  menjadi  ‘emas’  serta
               mengubah barang murahan menjadi barang dengan nilai
               ekonomi amat tinggi. Atau mengubah seseorang yang tidak
               tahu bisnis sama sekali menjadi sangat tahu berbisnis.
                    Hal penting yang harus digarisbawahi, tegas Ciputra,
               masyarakat  tidak boleh terlena  di zona nyaman. Mereka
               mesti menyiapkan diri, misalnya jika terkena pemutusan
               hubungan kerja (PHK), tidak perlu bingung karena sudah
               memiliki  sumber  penghasilan  lain.  Itulah mengapa pria
               kelahiran  Parigi,  Sulawesi Tengah, 24  Agustus 1931,
               itu, selalu  bersemangat mengampanyekan pentingnya
               entrepreneurship.
                    Upaya yang dilakukan Ciputra, juga para penggagas
               kewirausahaan lainnya di Indonesia,  adalah sebuah
               ikhtiar untuk mengubah pola pikir mayoritas masyarakat
               Indonesia, dari mental pekerja menjadi berjiwa wirausaha.
               Hal tersebut tentu bukan pekerjaan gampang.  Apalagi,
               sudah menjadi rahasia umum kalau orang Indonesia lebih
               senang menjad karyawan, mendapat gaji tetap setiap bulan,
               sekaligus berada di zona nyaman.
                    Karena itulah, diperlukan perubahan mendasar
               untuk  mengubah paradigma pekerja menjadi wirausaha.
               Misalnya  melalui pendidikan  kewirausahaan  yang
               ditanamkan  sejak  sekolah  menengah.  Sejauh  ini,
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22