Page 20 - Kewirausahaan - Mashur Razak
P. 20

8                                                Kewirausahaan



                 Memutuskan untuk menjadi wirausaha juga dilakoni
            Wawang Supriyadi  (Kompas,  23 Maret  2013). Wawang
            menggeluti usaha  kerajinan miniatur dan hiasan dari
            logam. Mulanya, Wawang yang sarjana ekonomi itu
            melihat usaha kerajinan yang dijalankan sang ayah. Ia pun
            belajar soal  cetak-mencetak dan  mencampurkan logam
            yang  dikerjakan ayahnya. Wawang kemudian belajar
            sendiri  membuat  master, membuat pelat cetakan, hingga
            penyelesaian akhir. Setelah cukup belajar, ia pun akhirnya
            terjun menggeluti bisnis tersebut pada tahun 1999. Dengan
            modal awal Rp. 10 juta, kini bisnis Wawang telah beromzet
            Rp. 200 juta per bulan. Kunci sukses Wawang adalah jeli
            melihat peluang. Ia memanfaatkan serbuan mainan China
            sebagai  tantangan  untuk melahirkan kerajinan miniatur
            yang khas Indonesia.
                 Kedua contoh anak muda yang terjun menjadi wirausaha
            tersebut patut ditiru pemuda Indonesia lainnya. Keduanya
            berani mengambil risiko dan mampu mendobrak  pola
            pikir lama,  dari  orientasi  karyawan  menjadi  pengusaha.
            Keberanian mengubah pola  pikir inilah yang sayangnya
            jarang dimiliki orang Indonesia.
                 Urgensi wirausaha pada dasarnya adalah mengubah
            pola pikir dari mental pekerja menjadi mental pengusaha.
            Inilah sulitnya, di mana mental pekerja tersebut  bahkan
            sudah dikenalkan sejak masih  kanak-kanak. Bagaimana
            tidak. Ketika orangtua bertanya pada anak, mau jadi apa
            kelak ketika dewasa, jawabannya pasti ingin jadi dokter,
            tentara, pilot, atau PNS. Jarang sekali yang menjawab ingin
            jadi pengusaha.
                 Untuk mengatasi hal itu, kata Kasmir (2011), perlu
            diciptakan iklim yang dapat mengubah pola pikir, baik
            mental maupun motivasi orangtua, dosen, dan mahasiswa
            agar kelak anak-anak dibiasakan untuk menciptakan
            lapangan kerja ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25