Page 2 - Yesus di Taman Getsemani (Markus 14:32-42)
P. 2

bahwa Dia adalah Tuhan, Pribadi yang Mahatahu segala sesuatu yang akan
             terjadi.

             Karena  Yesus  Kristus  adalah  Tuhan,  maka  Ia  tahu  apa  yang  akan  terjadi
             tentang 12 jam ke depan, yakni pasca Ia ditangkap. Ia sangat tahu tentang
             jenis dan model penyiksaan yang akan dialamiNya. Tuhan Yesus tahu bentuk
             paku  yang  akan  menghujam  tangan  dan  kakinya.  Bahkan  Ia  tahu  jenis
             cambuk  Romawi  yang  terkenal  mengerikan  yang  akan  diterima  melalui
             deraan  para  prajurit  Romawi.  Tuhan  Yesus  sangat  tahu  dan  dapat
             merasakan apa yang akan Ia lamai selama 6 jam tergantung di kayu salib
             walaupun peristiwa itu belum terjadi. Di taman Getsemani itu, Tuhan Yesus
             berjuang sebagai manusia yang harus menerima sesuatu yang mengerikan.
             Pergolakan itu tidak dapat dihindari.

             Jika demikian, bukankah hal itu akan memberikan tekanan psikis atau derita
             psikis dialami oleh Tuhan Yesus? Siapapun kita pasti akan takut dan kuatir
             berhadapan dengan meja operasi dan atau menjalani vonis dokter di rumah
             sakit, bukan? Bagaiaman dengan Tuhan Yesus yang tahu segala hal tentang
             derita yang dialami? Tingkat tekanan psikis pastilah sangat luar biasa. Injil
             Matius 26:36-36 bahkan menggambarkan secara gamblang bahawa Tuhan
             Yesus mengalami peristiwa hematidrosis, yakni tubuh melepaskan senyawa
             khusus sehingga pembulu kapiler pecah disekitar kelenjar keringat sehingga
             peluhNya seperti darah. Kondisi hemaidrosis ini sangat langka terjadi; hanya
             terjadi  pada  kondisi  tertentu  yakni  tekanan  psiskis  yang  tidak  dapat
             ditanggung.

          2.  Cobaan Adam Kedua (ay.36)
             Jika  hari  ini  kita  tahu  bahwa  akan  terjadi  kecelakaan  saat  mengendarai
             mobil  maka  secara  logis  siapapun  pasti  akan  menghindari  mengendarai
             kendaraan di hari itu. Itu disebut sebagai tindakan antisipatif agar tetap
             selamat  dan  tidak  mengalami  penderitaan.  Cara  berpikir  seperti  ini
             bukankah harusnya menjadi pilihan Tuhan Yesus? sebab jika Dia tahu segala
             sesuatu tentang penderitaan mengerikan yang harus Ia alami, maka masih
             ada  pilihan  lain  yaitu  Dia  menghindarkan  diri  dari  kondisi  itu.  Dengan
             demikian Tuhan Yesus akan terbebas dari tekanan psikis dan terhindari dari
             derita fisik selama 12 jam kemudian.

             Godaan untuk menghindari proses ini, yakni menolak cawan penderitaan,
             secara manusiawi cukup kuat menggoda. Apakah harus taat pada kehendak
             Sang Bapa yakni meminum cawan itu atau membebaskan diri dan tidak
             perlu menanggung berita dunia, adalah dua pilihan yang terpampang di
   1   2   3   4