Page 4 - Yesus di Taman Getsemani (Markus 14:32-42)
P. 4

Itulah  sebabnya,  perintah  berjaga-jagalah  disandingkan  Tuhan  Yesus
             dengan  kegiatan  berdoalah.  Berdoa  yang  dimaksud  adalah  melibatkan
             kekuatan lain selain diri kita yakni kehadiran Sang Ilahi yang tidak pernah
             terlelap dan tertidur (Mazmur 121). Manusia tidak mampu berjuang sendiri
             menghadapai  cobaan  dan  godaan.  Manusia  membutuhkan  kuasa  yang
             melampaui  dirinya  untuk  menolong  dan  beroleh  kekuatan,  yakni  kuasa
             Tuhan Sang Penjaga Agung. Melibatkan Tuhan menghadapi cobaan, itulah
             yang diajarkan Tuhan Yesus kepada mereka bertiga.

          APLIKASI DAN RELEVANSI (silakan dikembangkan dari 3 poin di atas)
          Terdapat  tiga  jenis  penderitaan  yang  Tuhan  Yesus  alami  ketika  menggenapi
          karya  keselamatan  bagi  dunia,  yakni:  derita  psikis:  pergulatan  di  taman
          Getsemani,  dipermalukan,  dan  dikhianati;  derita  fisik:  12  jam  yang  tak
          tertanggungkan yang terdiri dari 6 jam disiksa dan 6 jam tergantung di kayu salib;
          dan  derita  spiritual  ketika dosa  manusia  ditimpakan  kepadaNya  sehingga  Ia
          “ditinggalkan” BapaNya (Mrk.15:34).

          Mengapa Ia rela melakukannya? Tentu jawabannya hanya satu yakni Kasih tanpa
          syarat bagi dunia (Yoh.3:16). Di balik pengorbanan karena KasihNya bagi kita,
          peristiwa Getsemani menuju pada kematianNya itu bukan hanya tentang kasih,
          tetapi  juga  teladan  ketaatan.  Peristiwa  Getsemani  dan  Golgota  adalah
          pengajaran tanpa tutur kata dan narasi indah. Peristiwa itu adalah didikan dalam
          bentuk teladan dalam laku dan berbuatan nyata yakni ketaatan dan kesetiaan
          sampai mati. Paulus menyebut tentang “bahkan sampai mati di Kayu Salib”
          (Flp.2:8).  Ia  tidak  mempertahankan  rupa  IlahiNya,  dan  menanggalkan  Ego
          sebagai  Sang  Mahabenar,  Ia  rela  direndahkan  dan  dipermalukan.  Semua  itu
          benar  untuk  dunia  diselamatkan,  tetapi  juga  untuk  satu  hal  penting  yakni
          teladan  ketaatan  kepada  Sang  Bapa  agar  kita  mengerti  bahwa  yang  utama
          bukan kehendak diri melainkan kehendak Sang Agung, Bapa pemurah.

          Selamat  mengerjakan  ketaatan  total  kepada  Allah.  Keselamatan  sudah
          dianugerahi, gratis dan mahal harganya. Kita berhutang ketaatan kepada Tuhan
          yang telah menyelamatkan kita. Godaan dan cobaan iman akan kita alami, maka
          berjaga-jagalah dan berdoalah. Ingatlah bahwa roh memang penurut, tetapi
          daging lemah. Amin.

                                                             www.djepun.my.id
   1   2   3   4