Page 53 - Motherless World
P. 53
His eyelids grow heavy as the noise of the crowd fades, but in that moment, he feels a surge of hope.
The truth has been revealed, and the fight has only just begun.
Kelopak matanya menjadi berat ketika kebisingan kerumunan memudar, tetapi pada saat itu, dia
merasakan gelombang harapan. Kebenaran telah terungkap, dan pertarungan baru saja dimulai.
Final Scene:
Days later, the plaza is filled with people, now armed with knowledge and determination. The citizens
of New-nesia gather to remember those who fought for their freedom, Javi’s sacrifice serving as a
rallying cry. Abigaile stands at the forefront, her small frame holding a banner that reads: “We Are the
Future.”
Adegan terakhir:
Beberapa hari kemudian, alun-alun dipenuhi dengan orang-orang, sekarang dipersenjatai dengan
pengetahuan dan tekad. Warga New-Nesia berkumpul untuk mengingat mereka yang berjuang untuk
kebebasan mereka, pengorbanan Javi yang berfungsi sebagai tangisan reli. Abigaile berdiri di garis
depan, kerangka kecilnya memegang spanduk yang bertuliskan: "Kami adalah masa depan."
Gelia: (watching Abigaile, pride in her voice)
"You’re so brave, just like him."
Gelia: (menatap Abigaile, dengan nada bangga pada suaranya)
"Kamu sangat berani, sama seperti dia."
As the crowd cheers and unites, the sun sets over New-nesia, casting a warm glow over the rebirth of
hope in a once-fading world.
Saat orang banyak bersorak dan bersatu, matahari terbenam di Newnesia, memancarkan cahaya
hangat atas lahirnya kembali harapan di dunia yang pernah memudar.
53 | P a g e