Page 238 - 100 Tokoh
P. 238
gelar Bachelor of Arts (BA). Ini rekor waktu tercepat
di Netherlands School of Economics.
Ia juga sempat kuliah di Universitas Sorbonne,
Paris. Di sanalah karakter Sumitro terbentuk. Antara
1938-1939 di Perancis, Sumitro masuk ke kelompok
sosialis dan berkenalan dengan tokoh dunia seperti
Andre Malraux, Jawaharlal Nehru, Henri Bergson,
dan Henri Cartier-Bresson. Dari mereka dia belajar
banyak tentang pengabdian, perlawanan, keadilan
sosial, dan konsistensi dalam memegang prinsip hi
dup.
Pergolakan politik dan militer di Eropa saat itu
turut menarik perhatiannya. Ia sempat ikut latihan
mil iter di Catalonia, tapi gagal masuk Brigade Inter
nasional karena umurnya belum genap 21 tahun. Ia
pun kembali ke Belanda untuk melanjutkan studio
Gelar Master of Arts (MA) diraih tahun 1940. Ketika
Jerman menyerang Belanda, 5 Mei 1940, Sumitro se
dang melakukan penulisan disertasi untuk gelar dok
tornya, di bawah asuhan Prof. Dr. G.L. Gonggrijp.
Berada di bawah tekanan pendudukan Nazi Jer
man, semangat belajar Sumitro tak padam. Ia toh
bisa menyisihkan waktu untuk aktivitasnya dalam
gerakan bawah tanah anti-Nazi. Ia berhasil meraih
gelar doktor dalam usia 26 tahun, dengan disertasi
berjudul Het Volkscredietwezen in de Depressie (Kredit
Rakyat Uawa] di Masa Depresi).
Kabar tentang proklamasi kemerdekaan Indo
nesia sampai juga kepadanya. Sumitro kemudian
pulang ke tanah air. Ia kehilangan dua orang adik,
Subianto (21) dan Sujono (16), yang gugur dalam
pertempuran melawan Jepang di Tangerang. Tragedi
221