Page 114 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 114

antara  selimut  kabut,  terlihat  menjulang  barisan  gunung

               yang lebih besar. Entah apa yang ada di balik selimut kabut
               tebal itu.
                 Kami menghabiskan waktu tiga puluh menit menikmati
               pemandangan Kota Ilios.
                 ”Saatnya  kita  kembali  ke  istal,  Ra.  Perapian  itu  pasti

               sudah menyala,” Ily berseru pelan.
                 Aku bangkit, beranjak berdiri, juga Ali dan Seli. Mata-
               hari  semakin  rendah.  Sebenarnya  ini  pemandangan  yang
               indah. Tapi waktunya kami berangkat.
                 Kami melewati pintu-pintu ajaib bangunan kotak dengan

               cepat, tiba di istal bersalju tepat saat perapian di sana mulai
               menyala.  Empat  harimau  putih  menggerung,  sepertinya
               mereka sudah tahu petualangan ini akan segera dimulai.
                 ”Pastikan  tidak  ada  yang  tertinggal.”  Ily  memperbaiki
               posisi ransel di punggungnya, memasang tombak perak di

               pinggang. Lompat ke atas harimaunya.
                 Aku, Ali, dan Seli mengangguk. Sejak tadi kami sudah
               memindahkan peralatan yang harus dibawa ke dalam ransel
               kecil.  Koper-koper  besar  kami  tinggalkan.  Ali  dan  Seli
               menyusul  menaiki  harimaunya.  Aku  melangkah  mantap.

               Harimauku bergerak maju, menyundul-nyundulkan wajah-
               nya  ke  tanganku.  Aku  mengelusnya  sebentar,  kemudian
               melompat ke atas pelana.
                 ”Kamu maju duluan, Ra,” Ily berseru.
                 Aku mengangguk. Harimauku bersiap masuk ke dalam

               nyala perapian.

                                         114




       Isi-Bulan-2b.indd   114                                       2/10/2015   4:12:22 PM
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119