Page 266 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 266

Aku melompat berdiri, segera membangunkan Ali, Seli,

               dan Ily.
                 Ily  yang  terbiasa  dengan  situasi  darurat,  langsung  ba-
               ngun, berkemas.
                 ”Ada apa?” Seli menguap.
                 ”Kamu jangan curang, Ra. Aku sudah berjaga tadi,” Ali

               mengomel, menolak bangun.
                 ”BANGUN!  ALI!  SELI!  CEPAT!”  Aku  menarik  me-
               reka.
                 Suara itu semakin dekat dan semakin mengerikan. Empat
               harimau kami juga loncat terbangun. Mereka terlihat geli-

               sah.
                 ”Naik ke atas harimau! SEKARANG!” Ily berseru.
                 Kami bergegas menaiki harimau masing-masing.
                 Tapi itu sudah terlambat. Air bah setinggi pohon kelapa
               akhirnya terlihat di belakang kami. Seli menjerit panik, Ali

               terlihat pucat. Empat harimau kami berlari, berusaha kabur
               secepat kaki mereka bisa membawa pergi tuannya.
                 Air  bah  itu  sudah  tiba.  Aku  berbalik,  menghantamkan
               tangan, berusaha memukul. Air bah itu tersibak, tapi hanya
               sepersekian  detik,  kembali  mengalir  deras  ke  arah  kami,

               memorak-porandakan apa saja yang dilewati.
                 ”Aktifkan pelampung di sepatu kalian!” Ily berteriak.
                 Suara Ily hilang ditelan gulungan air bah. Aku tidak tahu
               di  mana  Seli,  Ali,  dan  Ily  sekarang.  Sekitarku  penuh  air.
               Harimau yang kutunggangi terlepas, terseret air. Tubuhku

               terhantam pohon, batu, apa saja yang dibawa air bah itu.

                                         266




       Isi-Bulan-2b.indd   266                                       2/10/2015   4:12:25 PM
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271