Page 269 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 269

langsung duduk. Napasnya masih tersengal. Seli juga duduk

               di sebelahnya.
                  Aku ikut duduk, menatap ke arah utara, belakang kami.
               Seluruh area yang dilewati air bah terlihat hancur. Pohon-
               pohon tercerabut, bebatuan terpental, genangan lumpur di
               mana-mana.

                  ”Dari mana air bah itu berasal? Apakah hujan deras di
               hulu sungai?” Seli bertanya.
                  ”Air itu datang dari bendungan raksasa,” Ali menjawab.
                  ”Bendungannya jebol?” Seli bertanya lagi.
                  ”Tidak mungkin. Tidak ada yang bisa menjebol dinding

               bendungan  sekokoh  itu.  Aku  yakin  ada  yang  telah  mem-
               buka pintu air bendungan. Sekali pintunya dibuka, separuh
               volume air di bendungan langsung keluar seperti air bah.”
                  Kerusakan  yang  ditimbulkan  air  itu  tidak  terkira,  se-
               panjang  sungai  seperti  baru  saja  ada  yang  membuatnya

               berserakan. Tepi sungai digenangi lumpur dan pepohonan
               roboh.
                  ”Tapi siapa yang melakukannya?”
                  ”Kita  tidak  tahu,  Seli,”  kali  ini  aku  yang  menjawab.
               ”Mungkin  saja  sistem  pintu  bendungan  itu  sedang  rusak,

               membuka sendiri. Dalam situasi seperti ini kita tidak perlu
               menambah  beban  pikiran  dengan  menebak-nebak  hal
               seperti itu.”
                  Ily mengangguk, sependapat denganku.
                  ”Apakah  kita  akan  mencari  harimau  kita?  Memastikan

               mereka selamat atau tidak?” aku bertanya pada Ily.

                                          269




       Isi-Bulan-2b.indd   269                                       2/10/2015   4:12:25 PM
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274