Page 30 - NUL RAHPANI - EKONOMI PENDIDIKAN
P. 30
Nilai rata-rata post-test: 80
Nilai tambah: +25
F. Strategi Meningkatkan Nilai Tambah Pendidikan
1. Meningkatkan Kompetensi Guru: Pelatihan berkelanjutan dan sertifikasi profesional.
2. Mengoptimalkan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa: Penggunaan metode interaktif
seperti diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi.
3. Memanfaatkan Teknologi: Penggunaan alat digital seperti e-learning, perangkat lunak
pendidikan, dan evaluasi daring.
4. Memperkuat Kolaborasi dengan Orang Tua: Mengadakan program pengasuhan dan
pelatihan bagi orang tua.
Nilai tambah adalah selisih lebih antara nilai produk dengan nilai biaya input dan tidak termasuk
biaya upah tenaga kerja. Nilai tambah dalam dunia pendidikan adalah selisih lebih dari penyediaan
jasa pendidikan dengan pemanfaat jasa atau customer, karen pendidikan juga bisa disebut dengan
jasa. Untuk meningkatkan mutu jasa dalam rangka meningkatkan nilai tambah butuh kerjasama
antara masyarakat, pihak lembaga. pemerintah daerah dan pusat, karena tanpa adanya kerjasama
tidak akan mungkin mutu dan nilai tambah akan terbentuk dengan dengan baik (Achmad Zaini,
2019).
Dalam (M. Katiandagho dan Suardi, 2012), nilai tambah merupakan sebuah selisih nilai output
dengan input sebagaimana disampaikan oleh Biro Pusat Statistik, bahwa nilai tambah merupakan
selisih antara nilai output produksi yang dihasilkan perusahaan dengan input (biaya) yang
dikeluarkan.
Memasuki era persaingan global yang ditandai dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tuntutan persaingan yang semakin kompetitif, telah semakin mendorong dan
menunjukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas bangsa melalui pendidikan. Disamping itu
adanya peningkatan kemauan dan keinginan dari masyarakat untuk menciptakan kemajuan di
dalam lingkungannya sangat mendorong masyarakat utuk berpendidikan. Begitu juga dari para
orang tua ada kemauan/keinginan untuk memberikan pendidikan yang lebih tinggi kepada
anaknya- anaknya
25