Page 116 - Buku_Fisika_SMK_Neat
P. 116
106
Hubungan dalam persamaan (a), (b) dan (c) belum dapat diselesaikan,
karena dari ke tiga persamaan tersebut terdapat empat variabel yang
belum diketahui. Untuk menyelesaikannya tinjau hubungan antara
komponen-komponen tegangan tali T,
T v = T h tan α
Karena
m
d − 1 sin 30 0 2 − 3 ( m )( ) 5 . 0
tan α = = = . 0 192
1 cos 30 0 3 ( m )( . 0 866 )
maka T v = 0.192 T h (d)
bila (d) dimasukkan ke dalam (a) diperoleh
F v = 100 N – 0.192 T h (e)
Sedangkan (c) dapat dinyatakan dalam
F v = 0.577 T h + 30N (f )
Dari penyelesaian persamaan (e) dan (f) diperoleh
T h = 91 N
F v = 82.5 N
Dan bila F v dan T h ini dimasukkan ke dalam (a) dan (b), diperoleh
T v = 17.5 N
F h = 91 N
Sehingga besar gaya tegangan tali adalah
2
T = T + T = 92 7 . N
2
h
v
Dan gaya penopang pada engsel adalah
F = F + F = 122 . 83 N
2
2
h
v
C. Titik Berat
Definisi dan Cara Menentukan Titik Berat
Titik berat dari suatu benda tegar adalah titik tunggal yang
dilewati oleh resultan dari semua gaya berat dari partikel penyusun
benda tegar tersebut. Titik berat disebut juga dengan pusat gravitasi.
Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut. Tinjau benda tegar tak
beraturan terletak pada bidang XY seperti Gambar 3.5. Benda tersusun
oleh sejumlah besar partikel dengan berat masing-masing w 1, w 2, w 3,
berada pada koordinat (x 1,y 1), (x 2,y 2), (x 3,y 3). Tiap partikel
menyumbang torsi terhadap titik O sebagai poros yaitu w 1x 1, w 2x 2,
w 3x 3. Torsi dari berat total benda W dengan absis X G adalah WX G, di
mana torsi ini sama dengan jumlah torsi dari masing-masing partikel