Page 7 - Majalah Kearifan Lokal Kebudayaan Banjar
P. 7
Sasirangan, “Sasirangan tersebut merupakan kain adat
Banjar yang memang simbolik sifatnya.
kain tradisional Ibaratnya, kalau di Kalimantan memang
suku banjar. namanya sasirangan. Jadi, dari alur-alur
Sasirangan ada yang namanya alur seperti
zig-zag tersebut bisa disebut keris dan juga
ada namanya kelabang sepertti ulat kaki
seribu. Jadi, ada kepercayaan orang Banjar
dianggap kain yang sakra tetapi hal
tersebut sesuai dengan kepercayaan
masing-masing. Jika percaya boleh dan jika
tidak percaya juga boleh. Kain Sasirangan
tersebut dianggap tidak boleh ditaro
dilantai karena dianggap sebagai sakra,
kain yang mempunyai kesakitan maka dari
itu tidak boleh ditaro dilantai.
Ada kisah pada zaman dulu, pangeran
Lambung Mangkurat yang menjadi
inspirasi nama Museum Lambung
Mangkurat, pada waktu itu untuk
menghadirkan Putri Junjung Buih ke dunia
(orang alam sebelah) dari cerita rakyat-
rakyat orang Banjar yang ada disini.
Lambung Mangkurat pada waktu itu untuk
mengeluarkan Putri Junjung Buih dari alam
lain syaratnya harus ada kain, tetapi tidak
disebutkan antara kain Kuning, kain
Sasirangan, dan sebagainya. Salah satu
syaratnya yaitu kain. Ketika kain itu dapat
maka diserahkan di daerah Lambung
Mangkurat dan melakukan pertapaan
maka keluarlah Putri Junjung Buih. Itulah
awal mula, kemungkinan kain-kain
tersebut adalah kesaktiannya.”