Page 12 - Buku Ajar Basa Jawa
P. 12
Perlu diperhatikan selain penulisan vokal a jejeg,
terdapat ciri utawa yakni pada pelafalannya. Vokal a jejeg jika
mendapat akhiran vokal (a, i, u, e, dan o) dibaca bukan /ͻ/
tetapi /a/. Perhatikan contoh berikut:
sega [sӘgͻ] + ku = segaku [sӘgaku]
lila [lilͻ] + ake = lilakake [lilakaké]
tresna [trӘsnͻ] + mu = tresnamu [trӘsnamu]
teka [tӘkͻ] + ne = tekane [tӘkane]
Vokal a miring yaitu vokal /a/ yang dibaca asli /a/ seperti
dalam ejaan bahasa Indonesia. Vokal ini bisa berada di depan,
tengah dan belakang kata. Menurut Sasangka (2008:3) vokal a
miring yang berada di belakang hanya dua kata yakni ora dan
boya. Contoh vokal a miring yaitu:
aku [aku] jam [jam] ora [ora]
alas [alas] babad [babad] boya [boya]
aspal [aspal] gelas [gӘlas]
awu [awu] wedak [wӘdak]
Penulisan vokal /a/ jejeg dan miring pada aksara
Jawa tidak ada bedanya. Keduanya, tidak menggunakakan
sandhangan, jadi ditulis hanya menggunakan aksara Jawa
Legena. Bab tersebut, dikarenakan aksara Jawa memiliki
sistem penulisan persuku kata, berbeda dengan aturan
penulisan aksara Latin. Oleh karena itu, pada aksara Latin Buku ini tidak diperjualbelikan.
penulisan vokal /a/ jejeg dan miring menggunakakan vokal
/a/ yang sama. Perhatikan contoh berikut:
Belajar Bahasa Daerah | 5