Page 14 - Buku Ajar Basa Jawa
P. 14

kuping [kupIɳ]             Telinga
                      beling [bӘlIɳ]          serpihan kaca
                    Pengucapan vokal i  miring, menjadi pembeda antara
              orang Jawa dengan luar Jawa. Jika orang Jawa ‘kikil’ dibaca
              [kikIl] atau /kikél/. Jika orang luar Jawa dibaca [kikil], vokal
              /i/ suku kata kedua tersebut dibaca vokal i jejeg seperti lafal

              bahasa Indonesia. Peristiwa tutur tersebut, bisa dibuktikan
              ketika melihat televisi. Orang Jakarta atau luar suku Jawa akan
              membaca kosa kata basa Jawa dengan lafal bahasa Indonesia.
                    Vokal i  jejeg dan  miring menggunakan bahasa Jawa
              dialek Surabayan memiliki ciri tersendiri. Ada beberapa kosa
              kata  dalam  dialek  Yogya/  Sala  dibaca  vokal  /i/  jejeg  tetapi
              dalam dialek  Surabayan  menjadi vokal /i/ miring. Seperti
              contoh berikut:

                     Dialek Yogya/ Sala      Dialek Surabayan

                         pitik [pitIk]           pitik [pItIk]
                          kikil [kikIl]          kikil [kIkIl]
                          sikil [sikIl]          sikil  [sIkIl]
                    Contoh tersebut, menunjukan jika kosa kata yang
              tersusun dua suku kata dan setiap suku kata memuat vokal /i/.
              Vokal /i/ suku kata pertama dibaca jejeg dalam dialek Yogya/
              Sala, dan dibaca miring dalam dialek Surabayan. Perbedaan
              tersebut, hanya sebataspada pengucapan. Penulisan aksara       Buku ini tidak diperjualbelikan.
              Latin dan Jawa, menggunkan vokal /i/ atau ditulis dengan
              sandhangan wulu. Perhatikan contoh berikut.







                                               Belajar Bahasa Daerah | 7
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19