Page 3 - UKB1
P. 3
3. Stimulus (Wajib di Baca dan Amati)!
Semenjak
kedatangan
Kapten
Angkatan Laut
Belanda (tidak
disebutkan
namanya) dan
sekitar 6.000
pasukan
Goerkha
Inggris yang
bergabung
dalam Brigade
ke-49 Divisi
ke-26 India
dipimpin oleh AWS. Mallaby diboncengi NICA mendarat di Surabaya, telah menimbulkan
keresahan di tengah-tengah rakyat Indonesia. Laksamana Shibata Yaichiro, seorang
Panglima senior Jepang yang memihak kepada RI yang sempat membukakan gudang
persenjataan kepada para pemuda Indonesia, menyerah kepada Kapten AU tersebut, 3
Oktober 1945.
Tetapi dia memerintahkan kepada seluruh pasukannya agar memberikan persenjataan
kepada rakyat yang akan bertanggungjawab menyerahkan kepada tentara sekutu. Tentu,
rakyat tidak akan memberikan senjata tersebut kepada tentara sekutu yang akan
memerangi mereka.
Boeng Tomo dari Barisan Pemberontakan Rakjat Indonesia memberikan komando agar
jangan sampai menyerahkan persenjataan kepada Tentara Sekutu. Tak terbayangkan
betapa kuatnya Tentara Sekutu Inggris dengan bom pemusnahnya yang telah
menghancurkan kota Hirosima dan Nagasaki Jepang. Dengan bambu runcing khas, Ulama
dan Santri bertekad baja Djihad Fi sabilillah mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia dan Agama Islam, walaupun harus berhadapan dengan Tentara Sekutu dan
NICA yang memiliki senjata pemusnah. Bangsa Indonesia mempunyai satu semboyan,
Lebih Baik Mati Berkalang Tanah dari pada Hidoep Didjajah. Kematian dalam
pertempuran melawan penjajahan, diyakini sebagai mati yang indah, gugur sebagai
syuhada.
Kemudian hal itu diikuti oleh segenap laskar mempersenjatai dirinya dengan Bambu
Runcing. Demikian pula rakyat, secara spontan mempersenjatai dirinya dengan senjata